Jakarta, Mobilitas – Pembangunan jalan tol Solo Outer Ring Road (SORR) masih dikaji berbagai aspeknya.
Wacana pembangunan jalan tol yang membentang di empat kawasan yakni kota Solo, Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo, dan Kabupaten Karanganyar itu menjadi topik hangat di publik karena tiga kabupaten tersebut berkeberatan. Namun, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka berupaya keras agar proyek itu bisa terealisasi demi mengurangi kemacetan di kota Solo.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPUR) Danang Parikesit memastikan proyek itu belum diputuskan apakah dijalankan atau tidak. Pasalnya, masih harus menunggu kajian beberapa aspek.
“Kami belum bisa berkomentar, kan ini belum ada diputuskan (oleh pemerintah). Karena menunggu hasil kajian secara menyeluruh baik dari sisi komersial atau aspek ekonomisnya (kelayakan secara bisnis),” ungkap Danang saat dihubungi Mobilitas di Jakarta, Rabu (11/1/2023).
Kajian ekonomi itu termasuk seberapa besar tingkat kemacetan yang bisa dikurangi. Bahkan aspek ekonomi lain, seperti dampak terhadap ketahanan pangan seperti yang menjadi keberatan tiga kabupaten.
“Nanti dari hasil kajian itu akan diketahui (layak tidaknya proyek tersebut). Kajian ekonomi dilakukan Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR, kalau kami (BPJT) kajian soal komersialnya,” ucap Danang.
Sementara, data Dinas Perhubungan Kota Solo per Juli 2022 yang dikutip Mobilitas, Rabu (11/1/2023) menyebut pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di kota ini saban tahunnya mencapai 50.000 unit. Sedangkan jumlah kendaraan bermotor yang lalu-lalang di jalanan mencapai 500.000 unit – 1.000.000 unit per hari.
Jumlah itu disebut jauh melebihi jumlah penduduk kota Solo. Seperti tertera di data Badan Pusat Statistik (BPS) Solo, jumlah penduduk kota ini hingga Juni 2022 sebanyak 522.728 jiwa. (Yan/Aa)