Jakarta, Mobilitas – Karena alasan tidak memahami atau malas mengecek tekanan angin, mobil dengan ban kempis tetap digeber.
Padahal, meski tekanan angin ban tersebut hanya berkurang 2 psi atau 23 psi, namun jika dibiarkan terus menerus akan berdampak negatif. Khususnya terhadap pelek dan ban itu sendiri.
Terlebih, jika volume angin tersebut teris berkurang dari hari ke hari tanpa disadari atau diperhatikan pemilik maupun pengguna mobil. Kejadian seperti ini banyak terjadi di masyarakat.
“Pemilik mobil jarang melakukan inspeksi terhadap ban mobil miliknya. Alasannyaada beberapa, mulai dari karena merasa percaya tekanan angin ban baik-baik saja, karena malas melakukan inspeksi, hingga memang benar-benar tidak paham,” ujar pimpinan Tiara Ban, Serpong Utara, Ahmad Zacky, saat ditemui Mobilitas, Kamis (19/1/2023).
Ban yang tekanan anginnya kurang dari standar dan terus tetap dipakai, maka akan berdampak ke pelek. Dampak yang paling sering terjadi adalah menglami bengkok pada bibir.
“Itu terjadi karena saat mobil melibas lubang cukup dalam, ban tidak mampu menahan bentuaran antara benda keras di bibir loubang jalan dengan pelek, sebab tekanan angin di ban tidak cukup kuat. Jika bibir pelek bengkok, maka ban tidak akan terpasang dan ada celah antara bibir pelek dengan tepian ban, meskipun sangat kecil tetapi yang namanya tekanan angin yang kuat tetap akan membuat ban bocor halus,” kata Zacky.
Akibat lain dari ban yang kurang angin sering digunakan adalah ausnya dinding. Karena tekanan angin yang kurang maka ban tidak sanggup menahan bobot mobil dengan baik, dan kawat baca yang merupakan bagian dari konstruksi dinding ban akan tertekan dan melenkung.
“Lama-kelamaan kawat baja ini mengalami tekanan berat dan lelah atau fatigue, sehingga lama-lama akan putus. Jika ini tidak disadari, maka ketika mobil tetap diajak jalan kawat baja yang patah itu akan merobek dinding ban, kalau itu terjadi dan mobil tetap diajak melaju maka ban akan pecah. Mobil yang bannya pecah akan sulit dikendalikan, sehingga fatal akibatnya,” papar Zacky.
Akibat lainnya dari ban yang kurang angin dan mobil tetap terus diajak melaju adalah, terjadinya flat spot, yakni ban akan datar karena permukaan yang menempel ke jalan lebih lebar. Sebab dinding ban yang semestinya tidak ikut menempel juga menempel akibat tekanan angin tak normal.
“Dalam kondisi seperti ini, maka gesekan dengan permukaan jalan, akibatnya konstruksi permukaan telapak maupun dinding ban rusak. Akibat fatal berupa ban pecah pun tinggal menunggu waktu,” tandas Zacky. (Jrr/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id