Brussels, Mobilitas – Penggunaan bus listrik sebagai sarana transportasi publik melonjak di Inggris, Jerman, dan Prancis.
Data hasil riset Chatrou CME Solutions yang dikutip Mobilitas, Rabu (15/2/2023) menunjukkan, sepanjang 2022 kemarin, 4.152 bus listrik terjual di Eropa. Jumlah ini meningkat 26% dibanding jumlah penjualan selama 2021.
Inggris mencatatkan jumlah terbanyak dalam penjualan bus setrum tersebut. Totalnya mencapai 685 unit, kemudian Jerman yang membukukan penjualan 581 unit, dan Prancis 549 unit.
Pabrikan bus asal Zhengzhou, Cina, Yutong, tercatat sebagai produsen dengan penjualan terbanyak yakni 479 unit atau melonjak 58% dibanding tahun sebelumnya. Dengan penjualan sebanyak itu, pabrikan yang didirikan pada 1963 itu merebut 11,5% pangsa pasar.
Penjualan terbanyak kedua dicatatkan oleh pabrikan asal Cina lainnya, yakni BYD yang menggandeng mitra lokal di Inggris, ADL. Kongsi BYD-ADL itu berhasil melego 465 unit, dan disusul Mercedes-Benz yang menjual 405 unit.
Sementara, BYD sendiri menjual 322 unit dan menjadi pabrikan penjual bus listrik terbanyak keenam. Sedangkan pabrikan Cina lainnya, yakni Golden Dragon, menempati urutan ke-10 setelah menjual 133 unit.
Dengan fakta ini, pabrikan asal Cina telah merebut pangsa pasar terbesar bus listrik di Eropa. Bus listrik asal Negeri Tirai Bambu itu – khususnya BYD – juga dijual di Indonesia melalui kolaborasi dengan PT Bakrie & Brothers (BNBR), dengan bendera PT VKTR.
Menurut Direktur Utama BNBR Anindya Novyan Bakrie, sepanjang 2022 kemarin pihaknya telah menjual 52 unit bus listrik BYD. Bus tersebut dibeli oleh PT Trans Jakarta sebagai armada layanan angkutan bus. (Swe/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id