Jakarta, Mobilitas – Dua merek asal Cina yakni Dongfeng Sokon (DFSK) dan Wuling Motors mulai aktif menggarap pasar mobil Indonsia dalam waktu yang hampir bersamaan, yakni pertengahan tahun 2017. Jumlah varian mobil yang mereka jual pun hampir sama, meski dalam ragam jenis yang berbeda.
DFSK yang diageni oleh PT Sokonindo Automobile menjajakan pikap Supercab, SUV Glory 560, SUV Glory 580, SUV Glory i-Auto, van (termasuk blind van) Gelora. Sedangkan Wuling melalui Wuling Motors Indonesia menjual MPV Wuling Confero, MPV Wuling Cortez, SUV Wuling Almaz (termasuk varian Wuling Almaz RS), serta minibus (dan blind van) Wuling Formo.
Namun, kinerja penjualan keduanya jauh berbeda. Angka penjualan yang dikantongi DFSK masih jauh di bawah Wuling Motors. Bahkan selisih jumlahnya pun banyak.
Data penjualan yang dilaporkan ke Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan sepanjang Januari hingga April tahun ini, DFSK mengantongi angka penjualan ke konsumen (ritel) sebanyak 1.047 unit. Sementara – pada saat yang sama – penjualan ritel Wuling sebanyak 6.075 unit.
Sepanjang tahun 2020 lalu, Wuling membukukan penjualan ke konsumen (ritel) sebanyak 9.523 unit. Pada tahun yang sama, penjualan ritel DFSK sebanyak 2.424 unit.
Kesenjangan penjualan yang lebar juga terjadi di tahun 2019 dan 2018. Pada dua tahun itu, DFSK mengantongi angka penjualan ritel 3.260 unit dan 1.222 unit.
Sementara penjualan ritel pada tahun yang sama sebanyak 21.112 unit dan 15.162 unit. (Din/Aa)