Jakarta, Mobilitas – Pemerintah telah memberlakukan secara resmi harga mobil murah ramah lingkungan (LCGC).
Dengan demikian secara sah harga mobil Daihatsu Ayla, Toyota Agya, Honda Brio Satya, Daihatsu Sigra dan Toyota Calya dikerek 5% atau maksimal Rp 6,7 juta. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di sela pembukaan Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2023 di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (10/3/23) mengatakan penyesuaian harga LCGC itu sudah diberlakukan, meski besaran harga final diserahkan ke masing-masing produsen.
“Pemerintah hanya memberi patokan besaran kenaikannya. Ini memberikan dampak positif, makanya sekarang banyak yang memperkenalkan model baru,” papar dia.
Acuan harga LCGC berdasar Permenperin 36/2021 sebesar Rp 135 juta, Sedangkan di Permenpaerin 33/2013 ditetapkan harga dasar tertinggi mobil itu adalah 95 juta.
Lantas, akankah kenaikan harga tersebut menjadikan calon konsumen enggan untuk membeli mobil kategori ini? Terlebih sekitar 70% – 80% pembeli LCGC selama ini merupakan kelompok first buyer (orang yang baru pertama kali) mobil dari sebelumnya menggunakan kendaraan lain (sepeda motor atau angkutan umum).
“Memang kalau kita secara psikografis profil konsumen LCGC itu adalah kelompok first buyer. Selain itu mayoritas dari mereka sangat sensitif terhadap harga. Artinya daya beli mereka jangkauannya masih relatif terbatas. Tetapi kami masih optimis pasar tidak akan terguncang, LCGC tetap diminati,” papar Business Innovation and Marketing & Sales PT Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy saat ditemui Mobilitas di arena GJAW, JCC Jakarta, Jumat (10/3/2023).
Billy menyebut ada beberapa alasan yang menjadi dasar optimisme itu. Pertama, konsumen mobil di Indonesia yang terbanyak adalah mereka yang berdaya beli ke mobil di bawah Rp 300 juta.
“Dari kelompok terbesar ini sekitar 70% merupakan golongan yang berdaya jangkau ke mobil Rp 200 juta ke bawah. Mereka adalah first buyer milenial,” jelas dia.
Kedua, kenaikkan harga yang terjadi bukan hanya dilakukan oleh Honda saja, tetapi juga merek lain. “Artinya, kenaikan harga itu karena kondisi pasar dan kondisi ekonomia yang berubah yaitu harga bahan baku dan ongkos logistik yang naik. Jadi mau pilih merek apapun kondisinya tetap sama yaitu harga naik,” tandas Billy.
Alasan yang sama diungkap Marketing & Customer Relations Division Head PT Astra International Daihatsu Sales Operation (AI-DSO) Hendrayadi Lastiyoso yang ditemui Mobilitas di tempat yang sama.
“Terlebih kami juga akan memberikan serangkaian program yang menarik kepada customer, sehingga membeli produk kami tetap menguntungkan. Karena itu, kami optimis LCGC tetap diminati,” tandas dia. (Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id