Jakarta, Mobilitas – Pemerintah memastikan subsidi pembelian kendaraan listrik mulai berlaku 20 Maret.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan mobil listrik yang berhak atas subsidi adalah mobil listrik murni (BEV). Kedua, mobil tersebut memiliki tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) minimal 40%.
Ada dua mobil listrik yang memenuhi syarat dan berhak atas subsidi. Keduanya adalah Hyundai Ioniq 5 (dari Hyundai Motor) dan Wuling Air Ev (buatan Wuling Motor).
“Subsidi mulai berlaku 20 Maret nanti. Untuk Hyundai Ioniq 5 nilianya berkisar Rp70 juta – Rp80 juta, sedangkan Wuling Air Ev Rp25 juta – Rp35juta. Tetapi ini masih belum final dan terus dipertimbangkan. Ini masih kami hitung untuk mendaoatkan angka finalnya,” papar Agus di Jakarta, Selasa (14/3/2023).
Syarat TKDN itu diberlakukan, kata Agus, untuk merangsang produsen mobil menambah penggunaan komponen buatan lokal. Sehingga industri komponen pendukung terus berkembang dan menyerap tenaga kerja.
Sementara, pemberian subsidi diberikan untuk merangsang pembelian mobil listrik yang diproduksi pabrikan. Permintaan konsumen ini diharapkan memantik minat pabrikan mobil setrum berinvestasi di Tanah Air.
Sekadar informasi, Indonesia masih tertinggal jauh Thailand dalam menarik produsen mobil listrik berinvestasi membangun pabrik. Pernyataan Badan Investasi Thailand (TBOI) yang dikutip Mobilitas, Selasa (14/3/2023) telah berhasil menggaet tujuh pabrikan mobil listrik membangun pabrik.
“Yang terbaru pabrikan asal Shenzhen, Cina, BYD yang 10 Maret lalu resmi memulainya. Pabrik di Rayong itu berkapasitas 150.000 unit per tahun dan mulai beroperasi 2024 nanti,” bunyi keterangan TBOI.
BYD menyusul dua koleganya asal Cina, yakni SAIC Morris Garage (MG) dan Great Wall Motor. “Pertambahan pabrik ini sejalan dengan target pemerintah, jumlah pabrik mencapai 30% dari total pabrik mobil di 2030 nanti,” sebut badan itu.
Sebelumnya, data Federasi Industri Thailand (FTI) yang dinukil Mobilitas, di Jakarta, Senin (13/3/2023) memperlihatkan di rentang Januari – Februari itu 8.515 mobil listrik murni terjual (Januari 3.017 unit dan Februari 5.498 unit). Pada saat yang sama di Indonesia hanya 688 unit. (Din/Aa)