Mobility

Cegah Kecelakaan, 25 Ribu Titik Rawan di RI Dimasukkan ke Google Maps

×

Cegah Kecelakaan, 25 Ribu Titik Rawan di RI Dimasukkan ke Google Maps

Share this article
Ilustrasi, mobil yang mengalami kecelakaan - dok.Bloomberg.com

Jakarta, Mobilitas – Para pengguna Google Maps nantinya diingatkan soal lokasi yang rawan tersebut.

Menurut Direktur Utama PT Jasa Raharja (Persero), Rivan Achmad Purwantono, yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, Selasa (21/3/2023) petang, pemasukan lokasi titik-titik rawan itu ke Google Maps untuk meminimalkan potensi kecelakaan lalu-lintas.

“Karena sampai dengan tahun 2022 kemarin, ternyata kasus kecelakaan lalu-lintas masih tinggi. Bahkan meningkat. Oleh karena itu, kita ingin mengingatkan para pengguna jalan ketika berkendara soal lokasi titik-titik rawan kecelakaan yang ada di seluruh Indonesia,” papar Rivan.

Menurut dia, para pengguna jalan perlu diberi informasi terkait lokasi sekaligus diingatkan soal kerawannya titrik-titik tersebut, karena dari 25.000 titik rawan itu, 70%-nya menjadi lokasi yang paling sering terjadi kecelakaan. Titik-titik ini berada di seluruh wilayah di Tanah Air.

“Ini perlu kita bahas dengan Google Indonesia agar masuk ke mpas, karena saat ini para pengguna jalan ketika menuju suatu lokasi tertentu sering menggunakan Google Maps. Atau bahkan, petunjuk lokasi atau peta lokasi ini sudah sangat familiar bagi masyarakat Indonesia,” jelas Rivan.

Google Maps – dok.Allconnect.com

Sementara itu, Kepala Subdirektorat Pendidikan Masyarakat Direktorat Keamanan dan Keselamatan Korlantas Polri, Kombes Pol. Arman Achdiat yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, Selasa (21/3/2023) menyebut, ada penyebab masih maraknya kasus kecelakaan di Tanah Air.

“Dari ketiganya ini mayoritas karena human error. Kemudian karena faktor kondisi alam atau lingkungan yang menyebab seseorang gagal atau tidak mampu mengendalikan kendaraan, dan lainnya karena faktor teknis kendaraan,” papar dia.

Faktor human error, kata Arman, umumnya dikarenakan pengguna kendaraan melanggar aturan lalu-lintas seperti mengabaikan rambu, menggunakan ponsel saat berkendara, melaju melampaui batas kecelakaan, hingga gagal memahami kondisi kendaraan.

“Dan yang tidak kalah banyaknya adalah, penguasaan medan atau yang tidak memahami kondisi alam. Makanya di jalur-jalur yang rawan kecelakaan atau titik rawan kita selalu ingatkan soal kerawanan itu,” papar Arman.

Meski mengaku tidak hafal data yang terbaru, namun Arman mengatakan di 2022 lalu, dari Januari –September terjadi 94.617 kecelakaan lalu-lintas di Indonesia. Jumlah ini meningkat 34,6% dibanding periode sama di 2021.

Dari kasus tersebut, 19.054 orang meregang nyawa. Jumlah korban meninggal itu bertambah 683 orang dibanding 2021. (Hen/Aa)