Beijing, Mobilitas – Jumlah mobil yang diekspor sepanjang Januari hingga Mei itu meroket 81,5 persen dibanding tahun lalu.
Data Asosiasi Pabrikan Otomotif Cina (CAAM) yang dikutip Mobilitas, di Jakarta, Kamis (15/6/2023) menunjukkan, sebelumnya selama Januari hingga Maret atau di kuartal pertama total jumlah mobil yang diekspor negara ini masih 1,07 juta unit. Jumlah itu melonjak 58 persen.
Dengan ekspor sebanyak itu, Negeri Tirai Bambu itu juga mengalahkan Jepang. Sebab di periode itu Jepang hanya membukukan ekspor sebanyak 950.000 mobil.
Sementara pada bulan Mei saja, jumlah mobil yang diekspor Cina mencapai 389.000 unit. Jumlah ini menanjak hingga 58,7 persen dibanding jumlah ekspor di bulan yang sama tahun lalu, dan naik 3,4 persen dibanding ekspor selama April tahun ini.
CAAM menyebut, dari total ekspor selama bulan kelima itu 325.000 unit merupakan kendaraan penumpang. Jumlah tersebut melonjak 66,3 persen dibanding jumlah kendaraan yang diekspor selama Mei 2022.
Kemudian, 63.000 lainnya merupakan kendaraan niaga. Jumlah ekspor kendaraan jenis ini naik 28,6 persen dibanding Mei tahun lalu.
“Sebagai catatan, dari total kendaraan yang diekspor sepanjang Januari hingga Mei tahun ini, 30 persennya merupakan kendaraan listrik,” sebut CAAM.
Asosiasi produsen mobil ini memproyeksikan, hingga akhir 2023 nanti, total jumlah mobil yang diekspor Cina bisa mencapai 4,5 juta unit. Jumlah ini melampaui total jumlah ekspor Jepang (yang tahun lalu masih bertengger di papan atas daftar eksportir mobil terbanyak di dunia) yang diperkirakan sebanyak 4 juta unit.
Moncernya ekspor mobil Cina dikarenakan momen yang pas, dimana banyak negara kini tengah berusaha bertransisi ke mobil listrik. Sementara, Cina merupakan negara penghasil mobil setrum terbanyak di dunia. (Din/Aa)