London, Mobilitas – Banyak orang – khususnya para penggemar mobil buatan pabrikan Inggris, Jaguar – yang merasa kehilangan ketika Ian Callum pensiun dari jabatannya sebagai desainer mobil merek itu. Maklum, sepanjang 10 tahun kiprahnya di merek berlambang Jaguar – hewan dari genus Panthera – itu telah berhasil merombak gaya desain Jaguar yang klasik konvensional ke klasik modern milenium.
Meski, tak sedikit pula orang yang tak mengenal pria kelahiran Dumfries, Inggris, 30 Juli 1954 itu. Karena itulah, Mobilitas ingin berbagi informasi tentang rekam jejak gemilang pria yang dikenal para koleganya ramah dan tak pelit berbagi ilmu ini.
Ian tercatat menimba ilmu di Coventry University, Royal College of Art, The Glasgow School of Art, dan Morrison’s Academy. Dia memulai karir sebagai desainer di Ford Motor pada tahun 1979.
Kala itu Ford baru memulai ekspansi untuk mendongkrak cita mereknya dengan membeli 84% saham di Ghia, Vignale dan De Tomaso dari Rowan Industries. Pabrikan ini membutuhkan desainer muda yang berbakat, dan Ian yang melamar terjaring.
Tiga tahun kemudian, Ford mengakuisisi sisa saham perusahaan itu dan mendirikan anak perusahaannya, Ghia Operations. Ian yang merupakan salah satu desainer andalan, ditugaskan di perusahaan yang berkantor di Italia tersebut.
Mengasah taji di TWR
Namun setelah dua tahun di negara itu, yakni dari tahun 1988 – 1990 – dia mengundurkan diri dan bergabung dengan racing team dan engineering yang didirikan Tom Wilkinshaw yakni Tom Walkinshaw Racing (TWR).
Kebetulan, perusahaan yang bermarkas Kidlington – wilayah yang berdekatan dengan Oxford – itu juga tengah mencari seorang desainer. Sebab TWR mendapatkan proyek kakap untuk mendesain dan pengembangan Aston Martin DB7, yang akan diluncurkan pada tahun 1993.
Ian Callum diberi tanggung jawab untuk menata model ini. Tanggung jawab itu menjadi pertaruhan reputasi sekaligus pembuktian kemampuannya. Sebab, mobil tersebut digadang-gadang sebagai tonggak penting – atau ikon – dalam perkembangan Aston Martin selanjutnya.
Hasil kerja Ian dinilai cemerlang. Bahkan mobil itu menjadi salah satu model Aston Martin yang digunakan sebagai tunggangan agen rahasia Inggris di salah satu sekuel film legendaris James Bond.
“Tetapi bagiku yang terpenting adalah belajar. Proses pembelajaran adalah hakekat paling penting untuk mengasah kemampuan (taji) diri sendiri. Dan itu sangat mahal harganya<‘ kata Ian dalam sebuah wawancara dengan sebuah stasiun televisi di Amerika Serikat, pada tahun 1994.
Memoles Jaguar
Meski karirnya moncer di TWR, Ian justeru hijrah ke Jaguar pada tahun 1999. Salah satu tugas yang diberikan perusahaan saat itu adalah melakukan pembaruan gaya desain – agar selaras dengan keinginan dan tren pasar – tetapi tak meninggalkan pakem.
Ia menyanggupinya dan berjanji memodernisasi citra Jaguar dengan cara yang hati-hati. Perlahan tapi pasti, ia berhasil. Kebangkitan Jaguar terpancar seiring lahirnya model Jaguar XK pada tahun 2006.
Lalu disusul Jaguar XK8. Manajemen pun memujinya, karena dia dinilai telah melakukan pembarian yang diterima pasar tetapi tak menyimbang dari prinsip-prinsip yang ditetapkan untuk merek tersebut pada tahun 1960-an. Faktor itu merupakan hal yang sensitif bagi pabrikan.
Setelah itu, Ian semakin berani berekspresi. Berturut-turut dia menghasilkan Jaguar E-Type, Mark 2 dan XJ6 . Bahkan ketika merancang XJ generasi kelima – yang meluncur September 2009 – dia telah memutuskan ikatan dengan garis keturunan yang selama ini terlalu memberatkan dan terlalu sistematis.
Sedikit radikal
Meski sedikit lebih radikal, ternyata manajemen tak menegurnya. Maklum, model itu mendapatkan reson yang sangat positif dari pasar. Itulah warisan terakhir Ian di Jaguar, sebelum dia pensiun.
Meski setelah lengser, ternyata masih dipercaya sebagai penasihat desain Jaguar. Salah satu campur tangannya adalah siluet yang terdapat Jaguar F-Pace dan I-Pace.yang diadopsi dari Jaguar C-X17 Concept yang diperkenalkan tahun 2013.
Berkat desain dan strukturnya yang apik mombil itu didaulat sebagai pemenang World Car Of The Year dan World Car Design of the Year Award 2017. Penghargaan pun diberikan kepada Jaguar.
Saat menerima penghargaan atas karya itu di New York Auto Show 2016, bos Jaguar – Ralf Dieter Speth – mendedikasikannya untuk Ian Callum. Bukti betapa jasa-jasa dan kepiawaian Ian masih diakui (Aa/Berbagai sumber)