Jakarta, Mobilitas – Kabar yang menyebut Tesla Inc segera berinvestasi di India dan membangun pabrik di negara itu semakin santer.
Bahkan, laporan Times of India, pada Rabu (21/6/2023) dan dikutip Mobilitas, di Jakarta, Jumat (23/6/2023) menyebut Tesla akan melakukan finalisasi terkait lokasi gigafactory baru di India pada akhir tahun 2023 ini. Pabrik produksi mobil listrik Tesla yang baru (di manapun lokasinya) itu akan menjadi gigafactory kedua Tesla di Asia, setelah di Shanghai, Cina.
Hanya, baik Elon Musk selaku Chief Executive Officer Tesla Inc maupun pihak Tesla secara kelembagaan hingga kini belum memberikan pengumuman apapun terkait hal itu.
Sementara, laporan laman Teslarati, Rabu (21/6/2023) menegaskan pada bulan Mei lalu, Elon Musk mengatakan pihaknya kemungkinan akan mengumumkan lokasi Gigafactory berikutnya pada akhir tahun. Spekulasi soal lokasi baru itu pun langsung mencuat.
Maklum, sebelumnya telah santer beredar desas-desus soal lokasi gigafactory Tesla yang baru di Asia (setelah Cina). Nama-nama lokasi yang disebut dalam kabar itu adalah Indonesia, Thailand, Korea Selatan, dan India.
“Tetapi, menjadi sangat jelas bahwa semua tanda mengarah ke India, lokasi di mana Tesla telah merenungkan sebuah pabrik selama beberapa tahun,” tulis media itu.
Kabar diliriknya India oleh Tesla dimulai 2015 ketika Perdana Menteri India Narendra Modi dan Musk mengadakan pertemuan pertama mereka di pabrik Fremont di California Utara. Isu Tesla bakal mencari lokasi lain untuk pabriknya kian menggema, ketika gigafactory di Shanghai, Cina, dan ternyata berhasil.
Pabrik ini tak hanya menjadi fasilitas produksi untuk memenuhi pasar dalam negeri Cina saja, tetapi juga menjadi basis produksi model untuk pasar ekspor. Mobil buatan pabrik ini diekspor ke Asia, Eropa, bahkan Amerika.
“Sejak saat itulah, Tesla mulai berpikir serius mencari lokasi baru untuk produksi guna memperluas pasarnya,” tulis The Economic & Finance.
Sementara, Reuters pada Rabu (21/6/2023) mengabarkan Elon Musk berminat membangun pabrik di India. Hal itu diungkap pria berjuluk Iron Man ini setelah bertemua dengan Perdana Menteri India, Narendra Modi di New York, Amerika Serikat, belum lama ini.
“Dalam pertemuan dengan PM Modi itu, Musk memberikan arahan mengenai rencana tersebut,” tulis kantor berita itu.
Bahkan, saat ditanyai awak media terkait dengan pertemuan itu, Musk menyatakan keyakinannya bahwa Tesla akan segera hadir di India dan berencana untuk mengunjungi negara tersebut pada tahun depan.
Sedangkan di Indonesia, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Panjaitan ditemui di Stasiun KCIC Halim, Jakarta, Kamis (22/6/2023) membantah bahwa Tesla akan membangun pabrik mobil listrik di India. Dia menyebut Tesla hanya akan membuka showroom di negara itu.
“Enggak, Nggak ada (membangun pabrik). Mereka itu adalah, apa buka showroom,” kata Luhut.
Benarkah demikian? Sekali lagi, belum ada kepastian apapupun dari Tesla maupun pemerintah India. Tetapi yang pasti, India bagi siapa pun pabrikannya, merupakan pasar yang sangat menggiurkan, sehingga membangun pabrik akan lebih rasional secara ekonomi.
Pertama, jumlah penduduk India jauh lebih banyak ketimbang Indonesia. Menurut hasil perhitungan State of World Populatioan PBB, pada Juni 2023 ini jumlah penduduk India diperkirakan mencapa 1,428 miliar jiwa, atau lebih banyak ketimbang Cina yang diprediksi sebanyak 1,425 miliar jiwa.
Kedua, pasar mobil di India kian berkembang. Seperti dilaporkan The Prints, Kamis (23/6/2023) sepanjang Januari – Apri tahun ini, jumlah mobil yang terjual di India mencapai 2,7 juta unit lebih. India telah melampuai Jepang sebagai negara dengan penjualan mobil terbanyak kedua di dunia.
Ketiga, sebagai pasar mobil terbesar kedua di dunia, India menerapkan pajak impor tinggi untuk mobil. Terlebih, India tak menyukai mobil yang diimpor dari Cina dengan berbagai alasan yang bersifat politis.
Sebaliknya, pemerintah Negeri Sari ini akan memberikan insentif besar kepada pabrikan mobil (termasuk Tesla) jika memproduksi mobil di negerinya. Kebijakan ini dikenal sebagai insiatif PM Narendra Modi dengan slogan “Make in India”. Kebijakan insentif senilai US$ 27 miliar itu diluncurkan sejak 2014 lalu.
Keempat, pada Mei 2021 lalu, Tesla inc telah menunjuk Prashanth R. Menon sebagai Direktur Operasi Tesla India. Berbarengan dengan Menon, Tesla juga mendapuk David Feinstein sebagai Direktur Perdagangan Global dan Pasar Baru, serta Vaibhav Taneja yang ditugasi sebagai Chief Accounting Officer untuk pabrik India.
Lantas, akankah Tesla memilih India bukan Indonesia? Atau sebaliknya? Waktulah yang akan menjawabnya. (Anp/Aa)