Beijing, Mobilitas – Toyota Motor di Cina meluncurkan Toyota C-HR versi listrik di hajatan Shanghai Auto Show, April 2019.
Seperti dilaporkan SinoAuto, kehadiran crossover Toyota versi listrik itu dimaksudkan untuk tetap menggaet konsumen Negeri Tirai Bambu di tengah tren elektrifikasi yang tengah terjadi. Terlebih, SUV kini tengah menjadi tren di masyarakat negara dengan jumlah penduduk 1,425 miliar jiwa itu.
Namun, ternyata tren Toyota C-HR di negara itu berada di tren penurunan di saban tahunnya, terutama sejak tahun 2019. Meski sejak saat itu, Toyota C-HR yang dijajakan di negara tersebut disajikan dalam pilihan berteknologi hybrid dan listrik.
Data Asosiasi Pabrikan Mobil Cina (CAAM) yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Minggu (2/7/2023) menunjukkan sepanjang 2019 total angka penjualan ritel yang diraup Toyota C-HR sebanyak 59.461 unit.
Pendulangan angka penjualan yang dikoleksi mobil ini ternyata kembali ambles di 2020, terbukti hanya 55.426 unit. Kemudian selama 2021, jumlah angka penjualan yang dikantogi kembali turun, menjadi 46.433 unit.
Bahkan, penjualan anjlok sangat dalam terjadi pada tahun 2022, dimana totalnya hanya 21.712 unit. Sedangkan di tahun 2023 ini, data Asosiasi Mobil Penumpang Cina (CPCA) dan CAAM yang dinukil Mobilitas, di Jakarta, Minggu (2/7/2023) memperlihatkan, selama Januari – Mei Toyota C-HR hanya laku sebanyak 5.411 unit, ambrol hingga 47,6 persen dibanding penjualan selama periode sama di 2022.
Selama bulan Mei saja, angka penjualan yang berhasil dikoleksinya hanya 1.174 unit. Jumlah ini ambrol 33,2 persen dibanding Mei 2022. (Din/Aa)