Jakarta, Mobilitas – Mobil keluarga serbanguna (MPV) lima pintu Toyota Sienta mulai diperkenalkan untuk pasar Jepang dan Indonesia pada tahun 2003. Kala itu, unit yang dijual di Tanah Air diimpor secara utuh (CBU) dari Jepang.
Namun, sejak tahun tahun 2016 – mobil bermesin 1.500 cc VVT-i betenaga 110 bhp dengan imbuhan fitur ABS dan EBD ini – telah diproduksi di Indonesia. Model buatan dalam negeri ini mulai dijual pada 26 Juli 2016.
Selain dijual di pasar lokal, Sienta Indonesia juga diekspor ke berbagai negara. Thailand, Malaysia, dan Singapura menjadi tujuannya. Bahkan aksesoris tambahan yakni Toyota Sienta Modellista diluncurkan di hjatan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017.
Lalu, pada tanggal 2 September 2019 versi penyegaran atau versi facelift diluncurkan di Indonesia. Setelah sebelumnya, pada tahun 2018 meluncur di Jepang.
Lantas bagaimana penjualannya di Indonesia? Fakta data yang dihimpun Mobilitas dari catatan penjualan ke konsumen yang dilaporkan kepada Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan, penjualan MPV ini nelangsa di Indonesia, terutama sejak tahun 2018 hingga tahun 2020 lalu.
Sementara di tahun 2021, kini masih tengah berjalan. Data menunjukkan, di tahun 2017 penjualan ritel Sienta masih sebanyak 18.246 unit, tetapi di tahun 2018 anjlok menjadi 5.691 unit.
Bahkan di tahun 2019 semakin ambrol, hingga hanya kurang dari setengah jumlah penjualan di tahun 2018. Totalnya, hanya 2.396 unit.
Begitu pun di tahun 2020, semakin longsor. Terlebih di tahun itu, badai wabah virus corona yang menerjang Indonesia semnghempaskan pasar mobil di Tanah Air, tak terkecuali penjualan Toyota Sienta.
Pada tahun itu, total penjualan ritel MPV ini hanya 907 unit. Sedangkan di tahun 2021 ini, selama tiga bulan pertama atau kuartal satu penjualan ritel yang berhasil dikoleksi hanya 155 unit.
Jumlah itu dikumpulkan dari penjualan selama bulan Januari sebanyak 35 unit, Februari 27 unit, dan Maret 93 unit. (Dam/Aa)