Tokyo, Mobilitas – Setelah di 2021 ambrol sangat dalam, penjualan SUV kompak Toyota ini sedikit membaik di 2022.
Namun, sepanjang Januari – Juni atau semester pertama tahun ini, total angka penjualan yang dikoleksi Toyota Raize ternyata kembali ambrol. Data Asosiasi Diler Mobil Jepang (JADA) dan Asosiasi Pabrikan Mobil Jepang (JAMA) yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Selasa (11/7/2023) menunjukkan, selama enam bulan pertama itu Toyota Raize terjual sebanyak 33.333 unit.
Jumlah penjualan ini ambrol 26,5 persen dibanding total angka penjualan yang berhasil diraupnya selama enam bulan pertama di 2022. Sepanjang bulan Juni saja, mobil ini laku sebanyak 5.892 unit, naik 9,6 persen dibanding bulan yang sama di tahun lalu.
Sebelumnya, hingga bulan Mei (Januari – Mei) total angka penjualan yang berhasil dipetik Toyota Raize sebanyak 27.441 unit. Jumlah ini ambrol 31,4 persen dibanding total angka penjualan yang didulangnya selama periode sama di 2022.
Sekadar catatan, penjualan SUV yang juga ada versi Indonesianya ini, sepanjang 2022 lalu membaik setelah 2021 terjerembab. Pada tahun itu, Toyota Raize membukukan penjualan sebanyak 86.932 unit.
Sedangkan di 2021, dia mengoleksi angka penjualan sebanyak 81.880 unit. Jumlah ini ambrol sangat dalam dibanding angka penjualan yang berhasil diseroknya sepanjang 2020, yang mencapai 126.038 unit.
Toyota Raize sempat terseret kasus manipulasi hasil uji tabrak dari samping yang dilakukan oleh Daihatsu Motor, selaku pabrikan yang memproduksinya di Jepang. Akibatnya, Toyota Motor Corporation melakukan penarikan kembali (recall) 56.111 Toyota Raize hybrid di Jepang.
Daihatsu Motor Co.Ltd yang memproduksi Toyota Raize (sebagai kembaran Daihatsu Rocky) mengakui hal itu. “Ada kesalahan dalam sertifikasi pengujian tabrak UN-R135 yang dilakukan oleh Daihatsu Motor yang merupakan produsen Raize dan Rocky Hybrid,” bunyi pernyataan Toyota Motor. (Din/Aa)