Jakarta, Mobilitas – Oli mesin yang telah menurun kualitasnya tetapi tak segera diganti bisa dalam jangka lama berdampak buruk ke mesin mobil.
Meski sejatinya produk pelumas mesin (oli mesin) telah dibuat khusus untuk mengantisipasi kondisi seperti itu, tetapi dalam praktiknya ada kejadian oli mesin mobil diesel sudah menurun kualitasnya. Dengan kata lain, kualitas oli telah menurun lebih cepat dari yang seharusnya.
Menurut Mekanik Senior Bandar Pelumas Motor, Muhammad Fajri, meski pabrikan oli sudah merancang pemakaian oli hingga kualitasnya menurun dengan interval pemakaian atau jangka waktu tertentu, tetapi kenyataannya kualitas oli lebih cepat menurun. Oli sudah aus atau sudah tidak layak pakai.
“Mengapa begitu? Karena kondisi komponen mesin diesel yang telah mengalami penurunan kondisi. Umumnya, ini terjadi di mobil-mobil yang telah berusia di atas 10 tahun,” papar Fajri saat ditemui Mobilitas, di Cipondoh, Tangerang, Selasa (11/7/2023).
Posisi komponen-komponen di dalam mesin mobil diesel yang telah berusia di atas 10 tahun telah berubah, disebabkan getaran mesin diesel lebih kencang saat mobil diaktifkan. Walhasil, tingkat friksi antar komponen ketika mesin diaktifkan juga tinggi.
“Akibat friksi yang kencang ini, suhu di dalam mesin pun jauh lebih tinggi dibanding ketika mobil masih berusia muda. Temperatur yang tinggi ini menjadikan molekul-molekul di pelumas atau oli itu juga mengalami perubahan komposisi. Zat-zat aditif pelindung mesin pun mengalami penurunan kualitas, sehingga kualitas oli juga menurun drastis,” tandas Fajri.
Selain itu, kata mekanik yang telah berpengalaman 17 tahun ini, pembakaran mesin diesel yang lebih kotor daripada mesin bensin menghasilkan partikel karbon pekat. Hal ini dikarenakan bahan bakar solar yang mengandung sulfur lebih banyak.
“Nah pada saat partikel karbon itu semakin menumpuk di ruang bakar mesin, apalagi mesin mobil yang usianya sudah di atas 10 tahun. Partikel karbon itu cepat menjadi deposit dan berpotensi tertarik oleh piston yang bergerak. Nah, deposit karbon ini akan bercampur dan larut di dalam oli yang tersirkulasi di mesin ketika mobil dihidupkan. Akibatnya, kualitas oli menurun drastis,” jelas Fajri.
Selain itu, kualitas oli mesin yang menurun akan berpengaruh ke tingkat kualitas senyawa Total Base Number (TBN). “Padahal, TBN oli mesin diesel itu sangat diperlukan untuk menetralkan kadar asam dari bahan bakar. Sehingga, kalau kadar senyawa TBN ini kurang dari standar, maka mesin juga akan semakin cepat aus,” kata Fajri.
Oleh karena itu, dia sangat menganjurkan agar pemilik mobil bermesin diesel untuk memperhatikan dan mematuhi jadwal pergantian oli mesin yang ditetapkan oleh bengkel. Lebih dari itu, berkonsultasi dengan service advisor bengkel tentang oli ini sangat dianjurkan. (Jrr/Aa)