Bisnis

Penjualan Merosot Terus, Mitsubishi Menyerah di Pasar Mobil Cina

×

Penjualan Merosot Terus, Mitsubishi Menyerah di Pasar Mobil Cina

Share this article
Ilustrasi, Mitsubishi Outlander - dok.MMC

Beijing, Mobilitas – Mitsubishi Motors Corporation dikabarkan akan menarik diri dari pasar mobil di Cina, setelah penjualannya terus merosot.

Laporan Bloomberg, Sabtu (15/7/2023) yang dikutip Mobilitas, di Jakarta, Minggu (16/7/2023) menyebut, kabar itu terungkap dari memo pabrikan asal Jepang itu di media sosial Cina. Memo itu juga menyebut, penjualan Mitsubishi terus melorot dalam beberapa tahun terakhir seiring semakin tingginya popularitas mobil listrik di Negeri Tirai Bambu itu.

Pabrikan bersama mitra lokalnya akan memberhentikan karyawan di negara tersebut. Dalam beberapa bulan terakhir, bunyi memo itu, manajemen dan pemegang saham telah berusaha sekuat tenaga dan yang terbaik.

“Tetapi karena kondisi pasar (yang terus menekan) dengan penyesalan yang besar kami harus mengambil kesempatan beralih ke kendaraan energi baru. Kami akan bangkit setelah berhasil melalui cobaan ini,” sebut memo itu.

Ilustrasi, Mitsubishi Eclipse Cross – dok.Istimewa

Data di Asosiasi Mobil Penumpang Cina (CPCA) dan Asosiasi Pabrikan Mobil Cina (CAAM) yang dinukil Mobilitas, di Jakarta, Minggu (16/7/2023) menunjukkan sepanjang Januari – Juni atau semester pertama 2023 ini, Mitsubishi hanya menjual mobil sebanyak 326 unit. Jumlah ini anjlok 88,8 persen dibanding periode sama di 2022.

Total penjualan itu dibukukan oleh Mitsubishi Outlander sebanyak 300 unit. Jumlah penjualan tersebut anjlok 88,5 persen dibanding Januari – Juni 2022.

Kemudian Mitsubishi ASX sebanyak 10 unit (anjlok 91,9 persen), dan Mitsubishi Eclipse Cross sebanyak 10 unit (ambrol 89 persen). Adapun mobil listrik pabrikan berlambang tiga berlian ini – yaitu Mitsubishi Airtrek – hanya terjual 6 unit, anjlok 92,2 persen dibanding enam bulan pertama di 2022.

Pada Maret lalu, menyatakan hanya akan memproduksi mobil lsitrik murni pada 2035 nanti. Untuk itu, pabrikan menginvestasikan dana senilai 1,8 triliun yen. (Jrr/Aa)