Jakarta, Mobilitas – Kabar akan hadirnya sedan listrik besutan ponsel kondang asal Cina, Xiaomi, telah bergulir sejak beberapa waktu lalu.
Namun, kini informasi teranyar di FixMyGuide yang dikutip Mobilitas, di Jakarta, Selasa (18/7/2023) menyebut soal baterai yang dipakai sedan itu, plus keungggulan yang ditawarkan. “Sedan yang dikenal sebagai Xiaomi MS11 ini dilengkapi dengan paket baterai ternary lithium-ion 101 kilowatt-jam (kWh) yang mampu mendukungnya menempuh jarak hingga 800 kilometer (km),” bunyi informasi itu.
Pada label baterai juga tertera keterangan mobil listrik pertama perusahaan yang berkantor di Haidian District, Beijing, Cina ini bisa dicas dengan cepat pada instalasi listrik 800V. Artinya, pengecasan daya baterai akan lebih cepat dibanding para pesaing.
Sementara kabar yang beredar di Weibo dan Yivouliao yang dinukil Mobilitas, di Jakarta, Selasa (18/7/2023) menyebut daya jangkau hingga 800 km itu sepertinya layak untuk tipe Xiaomi MS11 berpenggerak dua roda depan (RWD). Sedangkan untuk tipe berpenggerak empat roda (4WD) hanya berkemamluan jelajah 600 km – 650 km (berdasar LCTC).
“Sekadar informasi, Xiaomi MS11 yang akan bernama resmi Modena itu diperkirakan memasuki pasar Cina pada tahun depan (2024). Sebelumnya beredar informasi, sedan listrik itu akan ditawarkan dalam tiga varian yakni dua varian berbaterai Blade Battery (LFP) dari BYD. Dan yang ketiga akan memiliki baterai ternary (NMC) dari CATL. Tetapi ini masih menjadi pertanyaan,” bunyi informasi di Weibo dan Yivouliao itu.
Informasi lain menyebut MS11 juga akan dilengkapi dengan sensor LiDAR dan chip Qualcomm 8295. Xiaomi ingin memproduksi sendiri mobil itu dan Grup BAIC akan memasok beberapa bagian eksteriornya.
Soal harga belum ada informasi resmi. Meski sejumlah sumber di internal Xiaomi memperkirakan MS11 dibanderol dalam rentang 260.000 yuan – 350.000 yuan.
Kehadiran sedan dengan sumber tenaga setrum ini akan semakin menambah riuhnya pasar mobil listrik di Cina yang kini terus berkembang.
Data Asosiasi Mobil Penumpang Cina (CPCA) dan Asosiasi Pabrikan Mobil Cina (CAAM) yang disitat Mobilitas, di Jakarta, Selasa (18/7/2023) menunjukkan sepanjang Januari – Juni tahun ini, 3,75 juta mobil elektrifikasi (hybrid dan listrik baterai atau BEV) terjual di Cina.
Jumlah tersebut melonjak 44,1 persen dibanding periode sama di 2022.
Jumlah penjualan mobil berteknologi setrum itu setara dengan 28,3 persen dari total penjualan mobil di Negeri Tirai Bambu itu, yang sebanyak 13,24 juta unit. (Swe/Aa)