Bologna, Mobilitas – Perang antara Rusia dengan Ukraina berdampak kepada pertumbuhan ekonomi dunia.
Berbagai lembaga keuangan dunai antara lain Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia menyebut akibat perang dua negara itu harga komoditas energi global melonjak, setelah sejak 1970 hingga 2022 belum pernah terjadi di dunia.
Harga impor minyak dan gas meningkat hampir dua kali lipat, mengakibatkan kenaikan harga BBM bersubsidi di Indonesia lebih dari 30 persen. Padahal, Indonesia yang merupakan produsen batubara juga mendapat keuntungan berupa permintaan komoditas itu yang melonjak.
Akibat, harga energi yang naik ini maka biaya produksi berbagai barang terutama pangan dan jasa juga melonjak. Akibatnya, inflasi di dunia meninggi.
“Pertumbuhan ekonomi dunia di 2023 ini diperkirakan hanya 2,3 persen – 2,8 persen. Angka pertumbuhan ini jauh di bawah tahun 2022 yang sebesar 5,2 persen dan tahun 2021 yang sebesar 10,7 persen,” sebut World Economic Forum, IMF, dan Bank Dunia.
Meski dalam kondisi ekonomi dunia yang tercekik dampak perang Rusia – Ukraina, ternyata Lamborghini masih membukukan penjualan yang moncer. Data pabrikan mobil sport asal Santa Agatha, Bologna, Italia itu yang dikutip Mobilitas, di Jakarta, Minggu (6/8/2023) menunjukkan selama Januari – Juni tahun ini, 5.341 mobil Lamborghini itu terjual.
Penjualan ini meningkat 4,9 persen dibanding periode sama di 2022 kemarin. “Meningkatnya penjualan ini didorong oleh permintaan Lamborghini Urus dan Lamborghini Huracan,” bunyi keterangan pabrikan berlambang banteng tersebut.
Penjualan terbanyak dibukukan di wilayah EMEA (Eropa, Timur Tengah, dan Afrika) yaitu sebanyak 2.285 unit. Disusul Amerika sebanyak 1.857 unit, Asia Pasifik 1.199 unit.
“Amerika Serikat merupakan negara dengan penjualan mobil Lamborghini terbanyak yaitu 1.625 unit, diikuti Inggris sebanyak 514, Jerman 511 unit, Cina daratan, Hong Kong dan Makau sebanyak 450 unit, Jepang 280 unit, dan Italia 270 unit,” jelas Lamborghini. (Din/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id