Jakarta, Mobilitas – Sejatinya, keunggulan Cina atas Jepang dalam ekspor mobil sudah terjadi pada kuartal pertama tahun ini.
Data Asosiasi Pabrikan Mobil Cina (CAAM) yang dikutip Mobilitas, di Jakarta, Minggu (6/8/2023) menunjukkan, sepanjang Januari – Maret tahun ini jumlah mobil yang diekspor Cina mencapai 1,069 juta unit. Pada saat yang sama, Jepang mengekspor 1,047 juta unit.
Artinya, di periode itu, Cina unggul 22.000 unit dibanding Jepang dalam jumlah ekspor mobil. Namun, tiga bulan kemudian, atau secara kumulatif dari Januari hingga Juni, jumlah mobil yang diekspor Cina semakin jauh lebih banyak dibanding Negeri Matahari Terbit itu.
Data CAAM menunjukkan, selama enam bulan pertama tahun ini, sebanyak 2,14 juta mobil dikirim Cina ke berbagai negara di dunia. Sementara, data Asosiasi Diler Mobil Jepang (JADA) yang disitat Mobilitas, di Jakarta, Minggu (6/8/2023) memperlihatkan di kurun waktu yang sama Jepang mengekspor 2,02 juta mobil (meningkat 17 persen dibanding semester I 2022).
“Ekspor mobil dari Cina banyak ditopang oleh mobil elektrifikasi, khususnya mobil listrik baterai (BEV) yang kini menjadi tren di berbagai negara. Sementara produk dari Jepang masih belum banyak memenuhi permintaan BEV dunia,” ungkap analis industri Bursa Saham Hong Kong, Michael Liu, seperti dikutip The Asia Business Insight.
Sebelumnya, pada 2022 Cina mengekspor mobil sebanyak 3,11 juta mobil. Dengan jumlah ekspor ini, Cina menggusur Jerman sebagai negara eksportir mobil terbesar kedua di dunia.
Pada tahun tersebut Jerman mengekspor sebanyak 2,61 juta mobil. Adapun Jepang – di tahun itu – masih bercokol di urutan pertama dengan total ekspor sebanyak 4,36 juta mobil. (Din/Aa)