Jakarta, Mobilitas – Menyusulnya hiruk pikuk kabar berkarat hingga patahnya rangka sejumlah model motor Honda di Indonesia, telah dibentuk tim investigasi.
Tim tersebut terdiri dari investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan PT Astra Honda Motor (AHM). “Betul, kami akan bentuk tim investigasi gabungan yang melibatkan tiga lembaga itu,” kata investigator senior yang juga Pelaksana Tugas Ketua Sub Komite LLAJ KNKT, Ahmad Wildan, saat dihubungi Mobilitas, di Jakarta, Senin (28/8/2023).
Dengan terbentuknya tim investigasi ini, Wildan juga meminta masyarakat agar tidak berspekulasi tentang kejadian berkarat, keropos, hingga patahnya rangka enhanced Smart Architecture Frame (eSAF) sejumlah model motor Honda. Apalagi, mendesak PT AHM selaku produsen dan penjual motor Honda berangka eSAF itu, segera menarik (recall) semua motor berangka itu.
“Karena harus ada dasar yang jelas dan kuat, apa kesalahan yang menyebabkan terjadinya karat, keropos, hinga patahnya rangka motor eSAF itu di motor yang telah berada di tangan konsumen. Nah, untuk mendapatkan kepastian apakah harus ditarik (recall) atau tidak itu, maka perlu dilakukan investigasi ini. Jadi terarah, akan ada dasar yang benar-benar kuat berdasar fakta yang sahih (fakta yang valid) untuk membuat keputusan,” papar Wildan.
Terlebih, umumnya dalam kasus-kasus yang menyangkut produk yang digunakan oleh konsumen – baik di Indonesia maupun di negara lain – ada tiga penyebab. Pertama kesalahan by design alias cacat produksi.
Kemudian yang kedua karena by maintenance (bermasalah karena perawatan yang tidak bagus atau semstetinya) dan penyebab ketiga adalah karena by operation yakni karena adanya salah dalam penggunaan.
“Nah, dari hasil investigasi itulah, nantinya akan ditemukan penyebab yang sebenarnya. Karena itu, kita jangan bicara dulu soal recall. Itu terlalu gegabah dan terburu-buru, membabibuta. Jadi sabar dulu, tunggu hasil investigasi,” tandas Wildan.
Namun, Wildan tidak menyebutkan tenggat atau batas waktu sampai kapan investigasi itu dilakukan. Dia hanya mengatakan, proses ini membutuhkan waktu yang tidak singkat mengingat jumlah motor pengguna rangka eSAF yang beredar di masyarakat jumlahnya mencapai jutaan unit.
Sementara itu, sejumlah kalangan mengingatkan agar proses investigasi yang dilakukan tim gabungan tersebut benar-benar obyektif dan transparan. Penggiat Masyarakat Peduli Transportasi, Abdil Furqan saat dihubungi Mobilitas, di Jakarta, Senin (28/8/2023) meminta agar setiap tahapan investigasi dilaporkan secara terbuka dan sesegera mungkin.
“Karena masyarakat pemilik motor kan banyak yang was-was setelah berita bermasalahnya rangka eSAF ini marak,” tandas dia. (Jap/Opi/Aa)