Washington, Mobilitas – Motor yang terindikasi mengalami masalah ini adalah model Softail tahun model 2018 – 2023.
Laporan USA Today yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Jumat (1/9/2023) menyebut, pabrikan motor gede asal Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat itu mengaku telah melaporkan penarikan motor berikut alasannya ke Lembaga Keselamatan Jalan Raya Nasional (NHTSA) Amerika Serikat.
“Pengencang yang menahan shock breker belakang motor-motor itu dapat patah. Sehingga, berpotensi menyebabkan kerusakkan ban belakang yaitu hilagnya tekanan angin. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya kendali motor dan memicu kecelakaan,” bunyi laporan pabrikan ke NHTSA.
Harley mengaku akan mengirimkan surat pemberitahuan kepada para pemilik motor yang terindikasi bermasalah, mulai Selasa (6/9/2023). Mereka diminta untuk membawa motornya ke diler guna mendapatkan perbaikan secara gratis.
Penarikan motor yang bermasalah ini disebut sejumlah kalangan memberikan beban ke pabrikan di tengah kinerja penjualannya yang sedikit muram. Laporan internal pabrikan yang disitat Mobilitas, di Jakarta, Jumat (1/9/2023) menunjukkan sepanjang kuartal pertama (Januari – Maret) 2023, Harley-Davidson membukukan penjualan ritel sebanyak 39.400 unit.
Jumlah tersebut melorot 12 persen dibanding penjualan ritel yang dibukukannya pada periode sama di kuartal pertama tahun lalu. Kala itu, total penjualan ke konsumen mencapai 45.000 unit.
Sementara di kuartal II (April – Juni) tahun ini angka penjualan yang diraup pabrikan itu sebanyak 42.900 unit. Jumlah tersebut melorot 10 persen dibanding jumlah penjualan yang berhasil dikantonginya pada periode sama di 2022, yang mencapai 47.900 unit. (Din/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id