Tangerang, Mobilitas – Perbincangan soal manfaat dan dampak buruk cairan pembersih kerak karbon di mesin kendaraan atau carbon cleaner menyeruak di masyarakat seiring dengan gencarnya razia emisi kendaraan demi memberangus tingkat polusi udara.
Bagi sebagian kalangan beranggapan, pemberian carbon cleaner ke mesin kendaraan bermotor merupakan jalan pintas yang tokcer untuk menghilangkan kerak karbon di komponen mesin. Walhasil, tingkat emisi karbon kendaraan pun menurun.
Tetapi, tidak sedikit pula yang berpendapat sebaliknya. Bahkan bagi kelompok ini carbon claner justeru bisa menyebabkan komponen-komponen mesin rusak, minimal menyebabkan kerak karbon justeru bertambah banyak.
“Sebab, jika sering menggunakan carbon cleaner, lapisan anti karbon di komponen mesin justeru terkelupas, sehingga lapisan komponen mesin tidak mempunyai daya tolak terhadap kerak karbon. Akhirnya. kerak karbon yang menempel pun semakin banyak ,” ungkap pemilik bengkel DJX7 Auto, Jalan Maulana Hasanuddin, Cipondoh, Tangerang, Achmad Fatoni, saat ditemui Mobilitas, Senin (11/9/2023).
Terlebih, jika ternyata produk carbon cleaner yang digunakan itu merupakan produk yang kualitasnya tidak bagus. Secara umum, kata Fatoni, carbon cleaner yang tidak bagus kualitasnya itu, komposisi zat amonia dan zat asam yang digunakan berlebih.
“Ini dimaksudkan agar proses pembersihan lebih cepat, dan penggunaan dua zat itu dengan komposisi lebih banyak menjadikan harga jual produk lebih murah,” ujar pria yang akrab disapa Toni itu.
Oleh karena itu, agar penggunaan carbon cleaner tidak justeru menjadi bumerang alias malah menjadi masalah baru, sebaiknya berhati-hati dan bertindak cermat saat memilihnya. Toni memberi tips sebagai berikut:
Pertama, baca komposisi bahan yang tertera di kemasan. Pastikan produk tersebut tidak menggunakan zat asam dan zat amonia yang banyak.
Kedua, jangan memilih carbon cleaner yang menimbulkan panas bagi komponen mesin. Untuk mengecek panas tidaknya carbon cleaner yang akan dibeli, bisa mencoba produk tester (produk untuk contoh) dengan cara meneteskan ke jari tangan.
“Kalau rasanya seperti sengatan api, itu pertanda carbon cleaner tersebut tidak bagus untuk mesin. Jangan dipilih,” saran Toni.
Ketiga, pastikan produk carbon cleaner yang akan dibeli cocok dengan tipe mesin mobil. Oleh Karena itu konsultasikan dengan mekanik bengkel, bukan dengan pramuniaga toko penjual produk tersebut, saat akan membelinya. (Jrr/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id