Kuala Lumpur, Mobilitas – Kendaraan listrik berbahan bakar hidrogen dinilai lebih bersih dan sehat bagi lingkungan dan masyarakat ketimbang mobil listrik baterai (BEV).
Seperti dilaporkan The Star yang dikutip Mobilitas, di Jakarta, Rabu (27/9/2023) Presiden Federasi Asosiasi Perusahaan Mobil dan Kredit Malaysia, Datuk Tony Khor Chong Boon mengatakan hidrogen merupakan sumber energi yang penting, bersih, dan hijau bagi negara.
“Ini adalah pilihan yang menjanjikan, mengingat negara-negara seperti Jepang, Amerika Serikat dan berbagai negara Eropa sedang bergerak ke arah ini,” ungkap dia.
Sebab, dengan menggunakan bahan bakar hidrogen maka persoalan yang berkaitan dengan lingkungan ketika menggunakan mobil listrik tidak terjadi. Dia mencontohkan pengguna mobil listrik baterai, akan dipusingkan dengan pembuangan limbah baterai kendaraannya ketrika sudah digunakan 10 tahun.
Terlebih, sumber daya listrik untuk mengecas baterai juga belum trentu berasal dari pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Walhasil, emisi gas rumah kaca tetap tinggi.
“Mobil listrik (baterai atau BEV) memerlukan penggantian baterai setelah delapan hingga 10 tahun, dan pembuangan baterai ini menimbulkan masalah lingkungan,” papar Khor.
Lantaran itulah, Khor memprediksi setelah 2024 mobil hidrogen bakal booming di negara itu. Meski, dia mengingatkan pentingnya mengatasi masalah keselamatan terkait stasiun bahan bakar hidrogen.
Negara harus memberi prioritas deteksi kebocoran, isolasi, dan pelatihan komprehensif untuk penanganan hidrogen yang aman.
Senada dengan Khor, pecinta otomotif Tai Choo Yee menyebut manfaat lingkungan dari kendaraan bertenaga hidrogen, terutama di Malaysia sangat penting. Sebab, berbagai sektor di negara ini masih bergantung pada batu bara dan gas alam untuk menghasilkan listrik,
Terlebih, lanjut dia, proses pengisian bahan bakar mobil hidrogen juga cepat dan jarak tempuhnya sebanding dengan volume bahan bakar. Dia mencotohkan Toyota Mirai dan Hyundai Nexo, media juga harus diakui masih tingginya biaya penyimpanan hidrogen.
Oleh karena itu, Tai menekankan perlunya investasi dan insentif dari pemerintah untuk mengatasi kesalahpahaman tentang kendaraan listrik dan mendorong penggunaan kendaraan hidrogen. Insentif terhadap kendaraan hidrogen ini masih sangat minim.
“Sebaliknya, perkembangan kendaraan listrik di Malaysia berlangsung pesat, didorong oleh insentif pajak yang menarik banyak merek,” kata dia.
Meski demikian, pemerintah negara bagian Sarawak kini secara aktif mempromosikan energi hidrogen. Negara bagian ini disebut berkeingina menjadi produsen hidrogen komersial pada tahun 2027. (Jrr/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id