Bisnis

PPnBM Didiskon 100% Penjualan Mobil di Mei Anjlok, Ini Sebabnya

×

PPnBM Didiskon 100% Penjualan Mobil di Mei Anjlok, Ini Sebabnya

Share this article
Honda Brio Satya - dok.Istimewa

Jakarta, Mobilitas – Sepanjang bulan Mei tahun ini, penjualan mobil dari pabrik ke diler (wholesales) maupun penjualan dari diler ke konsumen (ritel) anjlok dibanding bulan sebelumnya. Padahal, di bulan kelima tahun 2020 itu, penjualan juga sudah rontok.

Data yang dihimpun Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan, jumlah wholesales di bulan Mei sebanyak 54.815 unit atau merosot 30,5% dibanding wholesales April yang mencapai 78.908 unit.

Sedangkan penjualan ritel di saat yang sama 64.302 unit. Jumlah ini ambles 19,2% dibanding penjualan ritel bulan sebelumnya yang sebanyak 79.607 unit.

“Jumlah hari kerja yang pendek karena cuti bersama menjadi salah satu penyebabnya. Mei kan ada momen hari raya Idul Fitri. Kurang lebih ada 10 hari libur. Tentu ini juga berdampak ke penjualan ,” ujar Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto, saat dihubungi di Jakarta, Kamis (10/6/2021).

Daihatsu Ayla – dok.Istimewa

Data asosiasi industri itu juga memperlihatkan, jika dibanding penjualan Mei 2020, baik angka wholesales maupun ritel meningkat. Maklum, pada bulan Mei tahun itu, kondisi pasar otomotif Indonesia runyam berantakan karena perekonomian nasional yang babak belumakibat dampak wabah virus coron (Covid-19) global.

Fakta yang dibeberkan oleh Badan Pusat Statistik memperlihatkan di kuartal pertama (Januari – Maret) ekonomi Indonesia minus 2,41%. Kemudian kuartal II minus 5,32%.

Sehingga, daya beli dan indeks kepercayaan konsumen terhadap kondisi ekonomi juga meleleh. Akibatnya, banyak orang yang menahan berbelanja barang atau membelanjakan uang untuk barang di luar barang kebutuhan pokok.

Fakta berbicara, penjualan mobil ke diler (wholesales) selama Mei 2020 tercatat hanya 3.551 unit, atau ambrol hingga 54,9% dibanding bulan April. Sementara dibanding Mei 2019 yang sebanyak 84.367 unit, penjualan di bulan itu rontok 96%.

Ilustrasi, pameran mobil di Indonesia yang digelar April 2021- dok.Mobilitas

Sementara penjualan ritel Mei 2020 cuma 17.083 unit, anjlok 30% jika dibanding penjualan April 2020. Bahkan, anjloknya penjualan jauh lebih dalam – yakni 82% – jika dibanding bulan Mei 2019 yang sebanyak 94.111 unit.

Ada apa di Mei?
Sejumlah kalangan mempertanyakan apakah hanya karena hari libur yang banyak menjadi penyebab utama penjualan mobil di bulan Mei tahun ini?

Padahal, di bulan itu insentif pajak berupa pemangkasan (diskon) tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) hingga 100% – sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 31 tahun 2021 bagi sejumlah mobil dari berbagai merek – masih berlaku.

Menurut pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia, Fithra Faisal Hastiadi, jumlah hari libur memang berdampak pada kinerja penjualan. Namun itu bukan satu-satunya.

Suzuki All New Ertiga – dok.Istimewa

“Pada bulan Mei, persiapan masyarakat untuk tahun ajaran baru bagi anak-anak mereka juga sedang berlangsung. Sementara, kondisi ekonomi nasional juga masih belum sepenuhnya pulih. Kalau kita lihat datanya, di kuartal pertama tahun 2021 ini, ekonomi kita masih minus 0,74%,” kata dia saat dihubungi di Jakarta, Jumat (11/6/2021).

Data yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) menununjukkan di tiga bulan pertama itu ekonomi Indonesia masih berkontraksi, sehingga minus 0,74%. “Artinya Indonesia belum kembali ke zona positif, setelah mengalami kontraksi empat kali berturut-turut sejak kuartal II tahun 2020,” ujar Fithra.

Akibatnnya, masyarakat juga masih bersikap hati-hati untuk membelanjakan uang. Mereka membuat skala prioritas dan menghindarkan potensi risiko atas kondisi ekonomi yang ada.

Toyota New Calya – dok.Istimewa

Meski berbeda wujud, namun kondisi ekonomi di Mei tahun ini masih memiliki kemiripan pola kinerja yang sama dengan Mei 2020. (Swe/Din/Tom/Aa)