Putra Jaya, Mobilitas – Niatan Proton yang merupakan pabrikan mobil nasional Malaysia itu diungkap Perdana Menteri Thailand, Srettha Thavisin.
Laporan Associated Press yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Jumat (13/10/2023) menyebut, Srettha menyatakan hal itu setelah bertemu Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, di Putra Jaya, Malaysia, pada Rabu (11/10/2023).
“Proton (yang 49,9 persen sahamnya dibeli Geely Automobile) mempertimbangkan untuk mendirikan pabrik di Thailand, guna memproduksi kendaraan (mobil) listrik,” ungkap Srettha.
Namun, dia tidak merinci informasi itu termasuk kapan pembangunan pabrik itu mulai dilakukan dan kapan akan berproduksi berikut kapasitas produksinya. Perdana Menteri Srettha hanya mengatakan, Proton bersama mitra lokalnya di Thailand akan menggelar pertemuan untuk merumuskan langkah-langkah pembangunan pabrik itu secepatnya.
Proton yang dimiliki perusahaan milik pemerintah Malaysia DR-B Hicom Berhad, 49,9 persen sahamnya telah dibeli pabrikan mobil asal Republik Rakyat Cina, Geely Automobile pada 2017 lalu. Pada Rabu (11/10/2023) lalu, pabrikan tersebut telah meresmikan Pusat Pengembangan Otomotif di Tanjung Malim, di negara Bagian Perak, Malaysia.
Untuk mendirikan Pusat Penelitian dan Pengembangan Otomotif itu, Geely disebut-sebut merogoh kocek hingga RM 10 miliar atau sekitar US$ 2,1 miliar. Dana ini merupakan bagian dari kesepakatan antara Geely dengan Proton saat pembelian saham, untuk melakukan investasi secara bertahap.
Sekadar informasi, data internal Proton Holding yang disitat Mobilitas, di Jakarta, Jumat (13/10/2023) memperlihatkan sepanjang Januari hingga September 2023 ini, Proton berhasil menjual 116.823 mobil buatannya baik di dalam negeri maupun ekspor. Sepanjang September saja, pabrikan melego 12.230 mobil. (Swe/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id