Jakarta, Mobilitas – Meski telah pensiun dari laga balap Formula 1 (F1) pada 2012, namun nama Michael Schumacher masih dicatat sebagai pembalap terhebat di arena balapan bergengsi itu.
Namun, bukan hanya sedereta torehan prestasi di laga balap itu saja yang sampai saat ini dikenal dunia sebagai raihan tertinggi, namun juga dalam hal pundi-pundi kekayaannya. Pria kelahiran Jerman, 3 Januari 1969 itu – menurut hasil riset Celebrity Net Worth – hingga pertengahan September tahun 2023, memiliki kekayaan dengan nilai US$ 600 juta.
Total kekayaan pembalap yang menorehkan jumlah kemenangan balapan 91 kali dengan merebut gelar juara dunia 7 kali, pole position 68 kali, podium 155 kali, serta mencatat lap tercepat 77 kali selama masa karir balapnya itu, terus mengalir meski dia telah pensiun. Fulus terus mengalir ke pundi-pundinya dari royalti serta pendapatan dari investasi yang dia tanam.
Dengan total kekayaan sebanyak itu, pria yang akrab disapa Schumi ini jauh lebih tajir dibanding pembalap kondang asal Inggris, Lewis Hamilton. Masih menurut data Celebrity Net Worth, hingga media September tahun ini, Hamilton memiliki total kekayaan senilai US$ 285 juta.
Sekadar informasi, sepanjang kiprhanya di laga balap F1, Schumi membalap untuk empat tim konstruktor yang berbeda. Keempatnya adalah Jordan, Benetton, Ferrari, serta Mercedes.
Selain laga balap F1, dia juga pernah ikut berlaga dia kejuaraan balapan ketahanan 24 jam LeMans pada tahun 1991. Namun, di laga itu, Schumi hanya mampu finish di urutan kelima.
Sesaat setelah pensiun, yakni pada 2013, suami Corina Betsch ini mengalami cidera otak serius karena kecelakaan saat bermain ski. Dia mendapatkan perawatan intensif hingga Juni 2014, tetapi harus menjalani perawatan secara pribadi.
Schumi pun kembali pulih, dan pada tahun 2020, dia dinobatkan sebagai legenda balap jet darat atau legenda FIA Hall of Fame pada tahun 2017. Dan pada tahun 2020, dia dianugerahi FIA President Award atas prestasinya yang luar biasa. (Aa/berbagai sumber).
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id