Jakarta, Mobilitas – Selama Januari hingga September tahun ini Hyundai sudah berada di fase normal setelah mengalami euforia luar biasa.
Fakta data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dikutip Mobilitas, di Jakarta, Jumat (20/10/2023) menunjukkan sepanjang bulan September tahun ini total angka penjualan mobil ke diler (wholesales) yang diraup Hyundai hanya 3.103 unit. Jumlah ini anjlok hingga 35,7 persen dibanding jumlah wholesales yang diraupnya pada bulan yang sama di 2022.
Pada saat yang sama, jumlah penjualan mobil Hyundai dari diler ke konsumen (penjualan ritel) hanya sebanyak 3.103 unit. Jumlah itu ambrol hingga 39,5 persen dibanding total angka penjualan ritel yang dibukukannya pada September 2022.
Dengan total tambahan penjualan pada bulan kesembilan itu, total kumulatif angka wholesales yang dikoleksi Hyundai Motors Indonesia (HMID) selama sembilan bulan pertama tahun ini sebanyak 26.512 unit. Jumlah ini hanya meningkat 8,8 persen dibanding total angka wholesales yang berhasil diseroknya pada periode sama di tahun lalu.
Sedangkan total angka penjualan ritel yang berhasil diraup HMID selama Januari – September tahun ini sebanyak 26.818 unit. Jumlah ini meningkat 31,3 persen.
Sekadar informasi – data Gaikindo memperlihatkan – selama sembilan bulan pertama tahun 2022 lalu, HMID mengantongi angka wholesales sebanyak 22.351 unit. Jumlah ini meroket hingga 1.107 persen dibanding wholesales di kurun waktu yang sama pada 2022.
Sementara, total angka penjualan ritel Hyundai di sembilan bulan pertama 2022 mencapai 20.425 unit. Jumlah ini meroket 883,9% dibanding jumlah penjualan ritel yang diukir selama sembilan bulan pertama 2021.
Menanggapi fakta ini, seorang pejabat di Kementerian Perindustrian yang dihubungi Mobilitas, di Jakarta, Jumat (20/10/2023) menilai sepanjang 2022, merupakan waktu peralihan dari Hyundai Motors lama di Indonesia ke Hyundai Motors yang baru.
Sejak saat itu, lanjut sang pejabat, keterlibatan prinsipal Hyundai Motors Korea begitu kuat dengan investasi langsung membangun pabrik plus memproduksi model-model baru seperti Hyundai Creta, Hyundai Stargazer, serta mobil listrik Ioniq.
Kehadiran model-model produksi lokal itu menjadikan ada kondisi semacam euforia, terlebih promosi juga gencar. Sekarang setelah satu tahun masa euforia itu, kata dia, Hyundai sudah menapak di kondisi yang sebenarnya, kondisi normal.
“Lalu, apakah eforia itu mulai surut? Tentu tidak bisa hanya dilihat sekarang dengan serta merta. Yang pasti, sekarang persaingan yang sebenarnyalah yang dihadapi Hyundai,” jelas dia. (San/Aa)