Bisnis

Meski Ekonomi Global Bergejolak Penjualan Porsche Masih Menanjak

×

Meski Ekonomi Global Bergejolak Penjualan Porsche Masih Menanjak

Share this article
Porsche Taycan model 2021 - dok.Sewickley Porsche

Stuttgart, Mobilitas – Meski belum pulih seperti penjualan di sembilan bulan pertama 2021, namun Porsche Taycan tetap menjadi bintang penjualan.

Data internal Porsche AG yang dikutip Mobilitas, di Jakarta, Sabtu (28/10/2023) menunjukkan, selama Januari hingga September 2023, pabrikan mobil sport yang bermarkas di Stuttgart, Jerman, itu menjual 242.722 mobil buatannya. Jumlah ini menanjak 19 persen dibanding periode sama di 2022.

Dari jumlah tersebut, 27.885 unit merupakan mobil sport listrik Porsche Taycan. “Porsche Taycan tetap menjadi kisah sukses (penjualan) Porsche,” ungkap Wakil Ketua Dewan Eksekutif Porsche AG, Lutz Meschke.

Selama sembilan bulan pertama itu, pabrikan yang didirikan Ferdinand Porsche ini membukukan naiknya penjualan di Jerman 19 persen, 23 persen di Eropa selain Jerman. Kemudian di negara-negara sedang berkembang, penjualannya naik 23 persen, dan 14 persen di Amerika Utara.

Namun, di Cina penjualan Porsche merosot 12 persen. Porsche menyebut, susutnya penjaulan itu dikarenakan kondisi ekonomi negara tersebut yang mengalami guncangan.

Ilustrasi, logo Porsche – dok.Dubbizie

Di Negeri Tirai Bambu itu, Porsche Taycan juga menjadi penyumbang angka penjualan terbesar. Porsinya mencapai 75 persen.

Lantas bagaimana dengan tren penjualan Porsche Taycan pada periode tiga kuartal pertama atau Januari – September dari tahun 2020 hingga tahun 2023? Fakta berbicara, sepanjang sembilan bulan pertama 2020 terjual 10.994 unit.

Kemudian di 2021 melonjak 28.684 unit, tetapi di sembilan bulan pertama 2022 merosot menjadi 25.073 unit. Adapun di 2023 ini menanjak menjadi 27.885 unit, tetapi masih merosot dibanding penjualan selama kurun waktu yang sama di 2021.

Kinerja penjualan Porsche ini dinilai menjadi keberhasilan tersendiri. Sebab, kondisi ekonomi dunia yang gonjang-ganjing akibat dinamika geopolitik seiring perang Rusia – Ukraina, serta berfluktuasinya harga komoditas di pasar dunia. (Din/Aa)