Jakarta, Mobilitas – Selama bulan November Scania masih membukukan positifnya penjualan ke konsumen (penjualan ritel), meningkat ratusan persen.
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Selasa (26/12/2023) menunjukkan pada bulan kesebelas itu Scania melego kendaraan (yang sebagian besar merupakan truk kelas berat atau heavy duty truck) sebanyak 59 unit. Jumlah ini meroket 156,5 persen dibanding penjualan ritel selama bulan yang sama di 2022.
Dengan tambahan penjualan selama bulan November itu, maka total penjualan ritel Scania secara kumulatif dari Januari hingga November tahun ini mencapai 686 unit. Jumlah ini ini meroket 234,6 persen dibanding total jumlah penjualan ritel selama periode sama di tahun lalu.
Namun, total penjualan kendaraan Scania ini hanya 0,1 persen dari total penjualan kendaraan bermotor roda empat atau lebih (mobil penumpang, pikap, truk, hingga bus). Kendati begitu, pencapaian penjualan Scania ini merupakan prestasi tersendiri mengingat pasar truk di Tanah Air pada saat yang sama ambles.
Ihwal menyusutnya pasar truk di Tanah Air, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto, yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, belum lama ini mengatakan melemhanya penjualan truk selama Januari – November melemah dikarenakan permintaan komoditas (pertambangan dan perkebunan) di pasar global yang turun.
“Ini karena faktor ketegangan politik di sejumlah kawasan yang berdampak ke ekonomi dunia. Apalagi, harganya juga fluktuatif, ini berdampak ke ekonomi kita. Ingat, permintaan kendaraan komersial sangat sensitif dengan kondisi ekonomi,” ungkap dia. (Din/Aa)