Jakarta, Mobilitas – Sebelumnya, pada tahun 2023 Build Your Dream (BYD) berhasil menjadi pabrikan penjual mobil elektrifikasi (terdiri dari plug-in hybrid dan listrik baterai atau BEV) terbanyak di dunia.
Data Asosiasi Pabrikan Mobil Cina (CAAM) dan Asosiasi Mobil Penumpang Cina (CPCA) yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Minggu (28/1/2024) menunjukkan sepanjang tahun 2023 itu BYD melego 3.024.417 unit. Jumlah ini melonjak 61,9 persen dibanding tahun 2022.
Sementara, keterangan resmi Tesla Inc yang disitat Mobilitas di Jakarta, Minggu (28/1/2024) menyebut pada tahun 2023 sebanyak 1.845.985 mobil listrik Tesla terlego di berbagai belahan dunia. Namun, semua mobil yang dijual pabrikan besutan Elon Musk ini semuanya BEV.
Meski Tesla unggul di segmen pasar mobil listrik murni alias BEV, karena BYD hanya menjual 1,6 juta mobil listrik murni (BEV). Meski Begitu BYD masih unggul di keseluruhan pasar mobil elektrifikasi.
Bahkan di tiga bulan terakhir (kuartal keempat) BYD berhasil menyalip Tesla. Melihat fakta ini, Elon Musk sudah ketar-ketir, bahkan “ngeper”.
Seperti dikutip CNBC, Rabu (24/1/2024) saat menyampaikan laporan pendapatan Tesla, Elon Musk mengakui perusahaan mobil Cina merupakan perusahaan mobil paling kompetitif di dunia. Dia menyebut, pabrikan-pabrikan asal Cina itu semakin merajalela mencapai kesuksesan jika tidak ada pembatasan berupa hambatan perdagangan.
“Sejujurnya, menurut saya, jika hambatan perdagangan tidak ditetapkan, maka pabrikan-pabrikan itu (asal Cina) akan menghancurkan sebagian besar perusahaan lain di dunia,” tandas Musk.
Sekadar informasi, data Departemen Bea Cukai Cina yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Minggu (28/1/2024) menunjukkan sepanjang tahun 2023 kemarin Cina mengekspor 4,91 juta mobil ke berbagai negara. Jumlah itu melonjak 58 persen dibanding tahun sebelumnya.
Dari total ekspor itu, mobil elektrifikasi sebanyak 1,203 juta unit, melonjak 78 persen. Jumlah mobil setrum ini didominasi mobil listrik baterai (BEV) dengan total 1,102 juta unit. (Yan/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id