Bangkok, Mobilitas – Di Negeri Gajah Putih itu Isuzu Motors tidak hanya membangun pabrik untuk memproduksi pick up listrik saja tetapi juga baterai listrik.
Laporan The Bangkok Post dan The National yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Minggu (24/3/2024) menyebut dengan pembangunan pabrikan itu, Thailand diharapkan menjadi basis produksi dan sekaligus sebagai basis ekspor mobil listrik Isuzu ke kawasan regional maupun global.
Isuzu menyatakan, investasi yang dikuncurkan ke Thailand itu senilai 30 miliar baht (atau sekitar Rp 13,0 triliun, kurs 1 baht = Rp 436,01). Investasi itu merupakan bagian dari total investasi Isuzu senilai 1 triliun yen (atau sekitar 240 miliar baht) hingga tahun 2030 dalam rangka mencapai netral karbon pabrikan.
“Kami saat ini tengah menimbang-nimbang berapa biaya yang akan kami butuhkan untuk membangun pabrik baterai listrik dan pabrik perakitan mobil listrik. Kami juga akan menetapkan berapa kapasitas produksi baterai listrik yang akan kami buat,” ungkap Executive President Neutral Carbon Strategy Isuzu Motors, Takashi Oodaira.
Sedangkan untuk di Thailand, pabrik dibangun di Samrong, Samut Prakan. Mobil yang akan diproduksi adalah pick up Isuzu D-Max listrik.
“Mobil ini akan diekspor ke sejumlah negara di Eropa mulai tahun 2025. Kemudian Australia pada tahun berikutnya,” bunyi keterangan Isuzu.
Sekadar informasi, Isuzu D-Max merupakan penguasa pasar pick up medium di Thailand. Data Federasi Industri Thailand (FTI) divisi otomotif yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Minggu (24/3/2024) dari total penjualan 7 merek pickup medium selama 2023 yang sebanyak 264.731 unit, Isuzu D-Max terlaris.
Fakta berbicara di tahun tersebut Isauzu D-Max laku sebanyak 115.499 unit. Dia mengungguli Toyota Hilux yang terjual 106.601 unit, Ford Ranger yang terlego 24.424 unit, Mitsubishi Triton 12.979 unit, Nissan Navara 3.470 unit, MG Extender 930 unit, dan Mazda BT-51 yang laku sebanyak 834 unit. (Din/Aa)