Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the foxiz-core domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /var/www/vhosts/mobilitas.id/httpdocs/wp-includes/functions.php on line 6114

Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the molongui-authorship domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /var/www/vhosts/mobilitas.id/httpdocs/wp-includes/functions.php on line 6114
Ini Alasan Dilarang Tidur di Dalam Mobil dengan AC Menyala – Mobilitas.id
Seorang pengemudi tertidur di mobil yang mesinnya hidup dan AC menyala - dok.WowOwow.jpg

Ini Alasan Dilarang Tidur di Dalam Mobil dengan AC Menyala

Arif Arianto
3 Min Read

Jakarta, Mobilitas – Kasus kematian seorang pengemudi mobil yang tidur di dalam mobil dengan AC yang menyala kerap terjadi.

Menurut Marketing Division Head Auto2000, Nur Imansyah Tara, kematian tersebut bukan disebabkan oleh keracunan AC, tetapi karena keracunan gas Carbon Monoksida (CO) yang masuk ke dalam kabin mobil.

“Gas CO tidak dapat dihindarkan karena merupakan sisa pembakaran yang dikeluarkan via knalpot. Bahayanya, gas ini bisa menggantikan oksigen di dalam darah ketika mengikat sel darah, merampas oksigen jantung, otak, dan organ vital lainnya. Karena sifat gas ini yang tidak berbau sehingga sulit dikenali,” papar Nur Imansyah dalam keterangan resmi yang diterima Mobilitas, di Jakarta, Selasa (7/5/2024).

Gas CO yang menyelinap ke dalam mobil menjadi sangat berbahaya karena gejala keracunan gas ini sulit disadari, seperti badan lemas, mengantuk, sakit kepala, mual, muntah, sakit pada dada, dan seperti berhalusinasi. Jika kadarnya sudah tinggi bisa menyebabkan hilang kesadaran.

Perawatan mobil di bengkel resmi Auto2000 – dok.Auto2000

“Begitu sadar akan sulit mencari pertolongan karena badan terlalu lemas, bahkan untuk sekadar membuka pintu mobil. Oleh karena itu, banyak korban keracunan gas CO yang tidak tertolong,” kata Nur Imansyah.

Dia menyebut sumber masuknya gas CO (yang merupakan gas buang) ke dalam mobil karena adanya lubang di pipa knalpot akibat adanya kebocoran. Gas buang yang terakumulasi bisa menyusup masuk ke dalam kabin jika ada lubang meskipun hanya seujung jarum.

“Kalau tidak diatasi, karat akan menyebabkan bodi berlubang dan membuka jalur masuknya gas buang. Karet bodi yang sudah getas juga bisa menjadi akses masuk, dan ini terdeteksi di firewall antara kabin dan ruang mesin,” jelas Nur Imansyah.

Adapun cara untuk mencegah keracunan gas CO di dalam kabin mobil, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Pertama, saat mobil berhenti, jangan duduk di dalam mobil dalam jangka waktu lama.

Pengecekan kadar emisi mobil – dok.Auto2000

Kedua, jika terpaksa berdiam di dalam mobil, buka sedikit kaca samping sekitar 3-5 cm untuk membantu sirkulasi udara luar. Ketiga, segera keluar dari mobil saat mulai terasa gejala awal seperti tiba-tiba mengantuk, badan lemas, atau pusing padahal kondisi badan sehat.

Ketiga, rutin servis berkala menjadi kunci utama mencegah keracunan gas CO di dalam mobil. Ketika servis berkala, seluruh komponen mobil diperiksa, termasuk potensi kebocoran di kabin mobil, dan mesin beserta saluran gas buang.

Kelima, melakukan uji emisi. Cara ini, bis dimanfaatkan untuk mengecek kondisi mesin mobil. Teknisi akan mencari solusi jika ternyata kadar emisimelampaui ambang batas karena berarti ada komponen mesin bermasalah yang memicu pembakaran yang tidak sempurna. (Nat/Aa)

Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id

Share This Article