Jakarta, Mobilitas – PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) selaku distributor resmi untuk kendaraan niaga Mitsubishi Fuso Truck and Bus Corporation (MFTBC) di Indonesia menawarkan dokungan secara total bagi pelanggan pengguna truk Fuso.
Tak terkecuali, para pelanggan yang menggarap sektor bisnis cold chain (rantai pasokan dalam proses logistik yang menjaga agar produk- terutama bahan pangan – tetap segar atau dalam kualitas terbaik) di Indonesia. Maklum, bisnis di sektor konsumsi (terutama makanan dan makanan) terus berkembang seiring dengan membaiknya ekonomi masyarakat, gaya hidup, serta pertambahan populasi.
Wujud nyata dukungan penuh (total support solution) PT KTB kepada para pelanggannya yang bergerak di bidang bisnis itu adalah membantu konsumen dalam mempersiapkan kendaraan dan karoseri pendingin. Termasuk memberikan dukungan penuh dalam perawatan kendaraan hingga penyediaan fitur Runner Telematics sebagai aplikasi monitoring real time untuk pengoperasiannya.
“Kami menyediakan Full Support Solution sebagai layanan lengkap mulai dari pembelian unit chassis dan karoseri, pembiayaan pembelian unit, perawatan unit, hingga aplikasi pemantauan kendaraan yang bisa membantu bisnis cold chain di Indonesia,” ungkap Direktur Sales & Marketing Division PT KTB, Aji Jaya, dalam keterangan resmi yang diterima Mobilitas di Jakarta, Jumat (10/5/2024).
Aji menegaskan, total solusi yang diberikan PT KTB sebagai layanan penuh bagi pelanggannya itu dimaksukan agar setiap konsumen mudah untuk memasuki pasar cold chain. Sederet keunggulan dukungan Fuso tersebut diperlihatkan PT KTB di gelaran Cold Chain Expo 2024 yang berlangsung di Jakarta International Expo (JIEXPO) pada 8-11 Mei 2024.
“Tidak hanya itu saja, di pameran ini konsumen juga akan dapat mempelajari manfaat dari fitur telematics seperti sensor suhu, sensor bahan bakar, dan sebagainya, yang akan memungkinkan konsumen untuk mempelajari operasi real time dalam cold chain,” tandas Aji.
Sementara itu, Chairman Supply Chain Indonesia (CSI) Setijadi yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, Jumat (10/5/2025) mengatakan cold chain saat ini menjadi salah satu faktor faktor krusial dalam proses logistik. Hal ini seiring dengan tuntutan konsumen terhadap kualitas produk yang tetap prima.
“Tentu semua itu kuncinya di proses angkutan logistik dan kegiatan logistik secara keseluruhan. Cold chain yang merupakan rantai pasok dalam proses logistik dan dilakukan dengan menjaga suhu agar tetap rendah sangat dibutuhkan dalam proses produksi, penyimpanan, dan distribusi. Termasuk untuk industri pangan yang bersifat perishable, farmasi, kesehatan, dan sebagainya. Layanan cold chain ini tumbuh sangat signfikan sejalan dengan perkembangan e-commerce, terutama setelah terjadinya pandemi Covid-19,” papar Setijadi.
Sejak hadirnya e-commerce (setelah pandemi Covid-19 mengubah pola perilaku masyarakat yang menuntut kualitas terbaik makanan yang akan dibelinya) bisnis cold chain rata-rata tumbuh di atas 23 persen per tahun setelah pandemi Covid-19.
Begitu pun dengan market size atau skala pasarnya terus bertambah dan terus terbuka, dimana tidak hanya sektor makanan dan minuman saja saja tetapi juga ekspor dan impor berbagai produk membutuhkan kondisi produk tetap terjaga kualitasnya. (Anp/Ian/Aa)