Jakarta, Mobilitas – Kondisi bisnis perusahaan penyerap truk – baik pertambangan maupun perkebunan – yang sampai saat ini masih lesu akibat dampak ekonomi global disebut menjadi penyebabnya.
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Selasa (21/5/2024) menunjukkan sepanjang empat bulan pertama atau Januari hingga April 2024, Scania hanya mengantongi penjualan ke dealer (wholesales) sebanyak 114 unit (semuanya truk). Total penjualan ini ambrol 59,7 persen dibanding wholesales pada periode sama di tahun 2023.
Sementara, total penjualan dari dealer konsumen (penjualan ritel) yang dibukukannya sama persis dengan total wholesales. Begitu pun dengan besaran kemerosotan penjualan yang terjadi dibanding Januari – April tahun 2023.
Padahal, di tahun 2023 total penjualan (total gabungan truk dan bus) Scania sempat meroket dibanding tahun 2022. Data berbicara, sepanjang tahun 2023 total penjualan Scania mencapai 715 unit (675 unit diantaranya merupakan truk).
Sedangkan di tahun 2022 total penjualan merek atau pabrikan asal Swedia itu baru mencatatkan penjualan ke konsumen (penjualan ritel) sebanyak 233 unit. Artinya, di tahun 2023 itu, baik penjualan truk maupun bus melonjak.
Ihwal penjualan truk di Tanah Air yang “lesu darah”, Kerua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, Selasa (21/5/2024) mengatakan memang pasar saat ini tengah menurun.
“Kondisi global yang trennya melambat berimbas ke ekonomi nasional (Indonesia). Jadi, banyak perusahaan yang produksinya juga menurun atau dikurangi akibat permintaan dari buyer di luar negeri yang turun. Ini tentunya berpengaruh ke pasar truk, sebab perusahaan pembeli potensial truk juga tidak menambah armada, karena ekspansi produksi belum terjadi,” kata Nangoi.
Terlebih, sampai saat ini banyak pelaku usaha yang bersikap menahan diri alias wait and see sejak persiapan Pemilihan Umum (Pemilu) digelar, hingga penyelenggaraan Pemilu, sampai proses transisi dari pemerintahan lama ke pemerintahan baru telah rampung dilaksanakan.
“Tentunya, ini juga berpengaruh ya ke pasar kendaraan komersial khususnya truk,” tandas Nangoi. (Fat/Aa)