Jakarta, Mobilitas – Aion yang merupakan merek mobil listrik milik Guangzhou Automobile Group Co., Ltd (GAC) itu mengalami kemerosotan penjualan tidak hanya dari pabrik ke dealer (wholesales) saja, tetapi juga dari dealer ke konsumen (penjualan ritel).
Data Asosiasi Pabrikan Mobil Cina (CAAM) dan Asosiasi Mobil Penumpang Cina (CPCA) yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Rabu (29/5/2024) menunjukkan selama Januari – April 2024 itu, Aion hanya menyerok angka wholesales sebanyak 91.108 unit. Jumlah ini anjlok 24,9 persen dibanding total wholesales yang dibukukannya pada periode sama di tahun 2023.
Sementara, total angka penjualan ritel yang diraupnya di empat bulan pertama 2024 itu hanya 86.747 unit. Jumlah tersebut anjlok 25,7 persen dibanding total penjualan ritel selama Januari – April 2023.
Sejumlah model mobil listrik andalan Aion penjualan ritelnya ambles. Mereka antara lain Aion S Plus yang laku sebanyak 7.200 unit (ambles 31,5 persen dibanding Januari – April 2023).
Kemudian Aion Y yang terjual 40.198 unit, ambles 17 persen. Lalu, Aion S yang terlego ke konsumen sebanyak 33.756 unit, anjlok 35,8 persen dibanding periode sama di tahun 2023.
Seperti diketahui, saat ini GAC Aion dikabarkan bakal meluncurkan mobil listrik terbarunya, yakni Aion Y Plus di Indonesia pada Juli 2024.
“Kami sangat antusias membawa Aion Y Plus ke pasar Indonesia,” ungkap Chief Executive Officer PT Indomobil Energi Baru atau GAC Aion Indonesia, Andry Ciu, dalam keterangan resmi GAC Aion Indonesia yang dirilis di Jakarta, Sabtu (25/5/2024) lalu. (Din/Aa)