New Delhi, Mobilitas – Bisnis industri otomotif terus berfluktuasi seiring dengan perubahan ekosistem dimana kegiatan bisnis berlangsung. Perubahan terjadi karena berbagai sebab.
Kebijakan pemerintah negara-negara di dunia yang mengarah ke teknologi ramah lingkungan dan perilaku masyarakat dalam bermobilitas dan penggunaan kendaraan adalah beberapa di antara penyebab itu. Faktor lainnya, gonjang-ganjing ekonomi global karena pandemi Covid-19 yang berakibat remuknya daya beli masyarakat.
Namun, bisnis tetaplah harus berjalan. Itu yang dilakukan berbagai sektor industri dalam memebuhi kebutuhan masyarakat, termasuk sektor otomotif baik yang memproduksi kendaraan bermotor roda dua dan roda empat atau lebih.
Tetapi, serangkaian perubahan itu termasuk di tengah yang terus terjadi, ternyata merek-merek utama yang bermain dan menguasai pasar industri otomotif ini tak mengalami perubahan. Mereka tetapi eksis, meski posisi di antara merek mungkin sedikit bergeser dari waktu ke waktu.
Menurut hasil riset yang dilakukan MBA Skool India dan LMC Automotive beberapa waktu lalu menunjukkan, berdasar pendapatan yang dikantonginya saban tahun, hingga lima bulan pertama tahun 2021 ini ada 10 merek dengan jumlah pendapatan (tahun fiskal 2020/2021 yang berakhir 31 Maret 2021 lalu) terbesar di dunia.
Dengan menggelembungnya pendapatan itu maka pundi-pundi fulus mereka juga bertambah membesar. Dengan kata lain, pabrikan itu menjadi merek paling tajir di dunia. Mereka adalah:
Toyota Motor: US$ 260 miliar
Volkswagen: US$ 250 miliar
Daimler: US$ 170 miliar
Ford Motor: US$ 127 miliar
General Motors: US$ 122 miliar
Honda Motor: US$ 120 miliar
Bayerische Motoren Werke: US$ 113 miliar
SAIC Motor: US$ 106 miliar
Hyundai Motor: US$ 90 miliar
Nissan Motor: US$ 70 miliar. (Swe/Aa)