Tangerang, Mobilitas – Mengisi tekanan angin ban lebih banyak masih diperbolehkan dengan catatan tambahan angin ban tersebut tidak melebihi 2 psi.
Sebab, seperti diungkap Senior Technical Advisor Tiara Ban, Cipondoh, Tangerang, Muhammad Natsir, pabrikan ban maupun pabrikan mobil telah mengukur tingkat tekanan angin ban yang paling aman dan nyaman bagi mobil yang diproduksinya.
“Begitu pula dengan pabrikan ban. Mereka menyarankan agar pengisian angin ban mematuhi standar yang ditentukan . Besaran tingkat isian tekanan angin biasanya diinformasikan melalui sticker yang ditempel pada rangka pintu mobil bagian depan sebelah kanan. Di situ disebut berapa tekanan angin maksimal untuk ban depan dan berapa untuk ban belakang. Setiap jenis mobil berbeda-beda besarannya,” papar pria yang akrab disapa Nanat itu saat ditemui Mobilitas, Minggu (23/6/2024).
Nanat menyebut jika ban diisi gin melebihi batas tekanan maksima, maka bagian tengah akan menonjol atau mengembang lebih besar. Sehingga telapak atau permukaan ban yang menempel pada jalan hanya sebagian saja, yakni permukaan bagian tengah yang menojol itu.
“Akibatnya, tingkat cengkeraman atau yingkat grip ban terhadap permukaan jalan juga tidak maksimal. Tentu ini sangat membahayakan, mobil rawan tergelincir. Terlebih jika saat pengemudi harus melakukan pengereman secara mendadak. Potensi risiko kecelakaan sangat tinggi,” jelas Nanat.
Selain itu, dengan tingkat tekanan angin yang melebihi batas maka ban akan membal. Ketika digunakan di jalan yang keras seperti lapisan beton maka akan memantul, sehingga kenyamanan berkendara terganggu.
Begitu pun ketika pengemudi harus melakukan manuver. Bantingan mobil terasa keras. “Dan satu hal lagi, jika usia ban sudah mencapai lebih dari 60 persen, dengan tingkat tekanan agin yang melebihi batas, maka potensi kerawanan ban mengalami pecah juga sangat tinggi. Jadi, itulah bahayanya mengisi tekanan angin ban yang melebih batas dari standar,” tandas Nanat. (Jrr/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id