Jakarta, Mobilitas – Hyundai Indonesia yang diageni PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) tidak hanya membukukan anjloknya penjualan mobil pabrik ke dealer (wholesales) saja, tetapi juga penjualan dari dealer ke konsumen (penjualan ritel).
Terpuruknya penjualan mobil merek asal Korea Selatan ini, turut menyumbang terjadinya kemerosotan total penjualan mobil secara nasional (gabungan dari berbagai pabrikan atau merek) selama periode Januari – Juni atau semester pertama 2024. Kemerosotan penjualan nasional itu terjadi pada wholesales maupun penjualan ritel.
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Senin (22/7/2024) menunjukkan sepanjang enam bulan pertama itu, Hyundai indonesia meraup angka wholesales sebanyak 12.044 unit. Jumlah ini anjlok 34,6 persen dibanding periode sama di tahun 202.
Sementara, angka penjualan ritel yang berhasil diseroknya, pada Januari – Juni 2024 itu, sebanyak 12.636 unit. Jumlah ini ambrol hingga 30,6 persen dibanding enam bulan pertama 2023.
Sejumlah mobil Hyundai membukukan ambruknya penjualan. Termasuk mobil listrik baterai (BEV) andalannya, yakni Hyundai Ioniq 5.
Fakta data berbicara, mobil setrum itu, selama Januari – Juni 2024, terjual ke dealer sebanyak 685 unit. Jumlah penjualan ini ambrol sangat dalam alias terperosok hingga 80,7 persen dibanding penjualan selama enam bulan pertama 2023.
Pada bulan Juni saja, Hyundai Ioniq laku terlego ke dealer sebanyak 173 unit. Jumlah tersebut terperosok hingga 80,1 persen dibanding angka penjualan yang dibukukannya pada Juni 2023.
Sedangkan saudaranya, yakni Hyundai Ioniq 6, terjual ke dealer sebanyak 20 unit. Namun, angka penjualan ini belum bisa dibandingkan karena pada periode sama di tahun lalu belum dijual. (Anp/Aa)