Mercedes-Benz EQS Terbakar di Korea Selatan, Keamanan Baterai Asal Cina Dipertanyakan

Bangkai mobil listrik Mercedes-Benz EQS yang terbakar di sebuah apartemen di Incheon, Korea Selatan, pada 1 Agustus 2024 - dok.Istimewa via The Korea Times

Seoul, Mobilitas – Para pejabat pemerintah Korea Selatan yang dipimpin Wakil Menteri Lingkungan Hidup bahkan menggelar rapat darurat untuk membahas aspek keamanan mobil listrik di negara itu, pada Senin (12/8/2024).

Laporan Reuters yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Senin (12//2024) menyebut raat darurat itu diikuti pejabat Kementerian Transportasi, Kementerian Perindustrian, serta Badan Pemadam Kebakaran Nasional.

“Untuk mencari akar masalah terkait aspek keamanan dari komponen penyebab kebakaran yaitu baterai merupakan topik utama yang dibahas. Pada Selasa (13/8/2024) pemerintah mengundang perwakilan Hyundai Motor Group, Mercedes-Benz Korea, dan Volkswagen Group Korea untuk mebahas masalah ini,” bunyi keterangan Kementerian Lingkungan Hidup Korea yang dikutip Korea JoongAng Daily.

Sementara laporan Korea Economic Daily yang disitat Mobilitas di Jakarta, Senin (12/8/2024) menyebut kebakaran mobil listrik Mercedes-Benz EQS itu terjadi di kompleks apartemen B di Cheongna-dong, Seo-gu, Incheon, pada 1 Agustus 2024. “Mobil ini diketahui diparkir pemiliknya seorang pria berusia 40 tahun pada 29 Juli 2024 di basement apartmen pada pukul 19.16 waktu setempat,” bunyi laporan itu.

Berselang 59 jam kemudian atau pada tanggal 1 Agustus, sekitar pukul 06.15 waktu setempat mobil berasap dan tak lama kemudian meledak dan terbakar. Akibatnya lebih dari 140 kendaraan ikut terbakar dan 23 orang dilarikan ke rumah sakit karena menghirup asap beracun.

Ilustrasi, mobil listrik Mercedes-Benz EQS 2024 – dok.Mercedes-Benz

Terkait dengan dugaan penyebab kebakaran seorang analis industri otomotif di Kementerian Perindustrian Korea yang dikutip laman Korea Business yang laporannya dinukil Mobilitas di Jakarta, Senin (12/8/2024) mengatakan hasil sementara pemeriksaan di tempat kejadian peristiwa diketahui ternyata ada perbedaan antara informasi yang disampaikan pabrikan (Mercedes-Benz) dengan fakta di lapangan.

“Mercedes mengatakan mobil listrik Mercedes-Benz EQS yang dihargai 255 juta won (atau sekitar Rp 2,97 milir, dengan kurs 1 won = Rp 11,64) ini menggunakan baterai buatan pabrikan Cina yang juga pabrikan baterai terbesar di dunia, yaitu CATL. Ternyata, pada kenyataannya, mobil itu juga menggunakan baterai anak perusahaan Envision yang berbasis di Cina, yaitu AESC,” papar analis yang juga pejabat di Kementerian Perindustrian itu.

Dia menegaskan temuan ini sontak menimbulkan kecurigaan soal kualitas mobil listrik merek asal Jerman itu. Begitu pula dengan kualitas baterai yang berasal dari Cina tersebut. “Apalagi, AECS yang merupakan anak perusahaan pabrikan Cina Envision ini pangsa pasarnya di pasar baterai dunia hanya sekitar 0,5 persen,” tandas sang pejabat.

Adapun hasil riset yang dilakukan EV Volumes (salah satu divisi dari JD Power) yang dilansir The Korea Economic Daily dan dikutip Mobilitas di Jakarta, Senin (12/8/2024) menyebut saat ini dari 58 model mobil listrik yang dijual di Korea Selatan, sebanyak 22 model diantaranya menggunakan baterai buatan pabrikan Cina.

“Jika dilihat dari asalnya, dari 40 mobil listrik asal impor yang dijual di Korea, 18 model diantaranya menggunakan baterai buatan pabrikan baterai di Cina,” bunyi keterangan riset itu. (Din/Aa)