Beijing, Mobilitas – Pabrikan mobil asal Guangzhou, Republik Rakyat Cina (Cina) itu, saat ini tengah gencar melakukan ekspansi ke wilayah Asia Tenggara, termasuk ke Thailand dan Indonesia.
Namun, ternyata di tahun 2024 ini, hingga akhir bulan Juli, penjualan mobil Aion (yang merupakan pabrikan atau merek mobil listrik dari GAC Group) meredup dibanding periode sama di tahun 2023.
Data Asosiasi Mobil Penumpang Cina (CPCA) yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Rabu (28/8/2024) menunjukkan, sepanjang Januari – Juli tahun ini, jumlah mobil Aion yang terjual ke dealer (wholesales) mencapai 194.157 unit.
Jumlah tersebut ambles 24,4 persen dibanding total wholesales yang dibukukannya pada Januari – Juli 2023. Namun, jumlah wholesales ini lebih banyak dibanding jumlah penjualan mobil dari dealer ke konsumen (penjualan ritel).
Fakta data berbicara, pada periode Januari – Juli 2024 itu, angka penjualan ritel yang berhasil diraup Aion sebanyak 182.525 unit. Jumlah tersebut, ambles 22,3 persen dibanding jumlah penjualan ritel yang dibukukannya pada periode sama di tahun 2023.
Tercatat, sejumlah mobil andalan Aion kinerjanya loyo di tujuh bulan pertama 2024 itu (dibanding tujuh bulan pertama 2023). Meski ada juga yang mencatatkan penjualan ritel yang positif, dan ada pula model baru yang penjualannya masih belum bisa dibandingkan karena pada periode sama di tahun lalu belum dijajakan.
Berikut data penjualan mobil Aion tersebut:
Aion Y : 89.863 unit (ambles 9,6 persen)
Aion S : 65.372 unit (ambles 31,89 persen)
Aion S Plus : 14.747 unit (ambles 49,10 persen)
Aion V Plus : 9.748 unit ( meningkat 14,3 persen)
Aion S Max : 1.571 unit (belum bisa dibandingkan)
Aion Hyper HT : 903 unit (belum bisa dibandingkan)
Aion LX : 294 unit (ambles 73,20 persen)
Aion Hyper SSR : 27 unit (belum bisa dibandingkan)
Sumber : CPCA, 2024. (Anp/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id