Jakarta, Mobilitas – Kita seringkali orang mengatakan Bahan Bakar Minyak (BBM) bensin di mobil telah basi ketika mendapati kendaraan tersebut mesinnya sulit untuk dihidupkan, karena lama tak dipakai.
Namun, menuriut ahli kimia BBM yang juga alumni Teknik Kimia Insitut Teknologi Bandung (ITB) Chandra Mahardika, saat ditemui Mobilitas di Bintaro, Tangerang Selatan, Minggu (8/9/2024), sejatinya bensin tidak bisa basi.
“Sebab molekul bahan yang digunakan untuk membuat bahan bakar itu molekulnya memiliki sifat yang konsisten, teratur, dan rapat. Sehingga, struktur molekul itu tidak akan berubah, meskipun dalam waktu yang lama,” ungkap pria yang kini bekerja di Lembaga Penelitian Minyak yang berkantor di Jakarta Selatan itu.
Tetapi, lanjut Chandra, itu terjadi jika tempat atau wadah untuk menyimpan BBM kedap udara. Sehingga, tidak memicu terjadinya kelembaban dan memantik munculnya uap atau embun.
“Kalau ada uap akan terjadi oksidasi pada unsur benzena dan zar-zat aditif yang digunakan di BBM tersebut. Kualitas bensin pun turun, atau yang secara awam orang menyebutnya basi,” kata Chandra.
Masa penyimpanan bensin di dalam tangki, sebut Chandra, maksimal enam bulan. Begitu pun di tangki mobil.
“Tetapi desain bentuk tangki mobil itu kan tidak kedap udara. Sehingga ada ruang untuk udara masuk. Itu menjadikan ada kelembaban yang memicu oksidasi unsur-unsur BBM tadi,” jelas pria 46 tahun itu.
Agar kondisi BBM tetap berkualitas bagus – meski mobil yang tidak pernah dipakai- Chandra menyarankan agar mesin dipanasi. Setidaknya dua kali dalam seminggu.
“Kalau mesin tidak dipanasi, bensin akan lambat mengalami penguapan. Ditambah lagi ada udara di dalam tangki yang membuat konndensasi dan muncul air. Itu menjadikan unsur-unsur BBM terkontaminasi, kualitas bensin pun turun,” jelas Chandra. (Jrr/Aa)