Washington, Mobilitas – Lembaga Keselamatan Jalan Raya Nasional (NHTSA) Amerika Serikat (AS) melakukan investigasi atau penyelidikan terhadap 3.118 mobil VinFast yang kini beredar dan dimiliki masyarakat AS.
Laporan AFP dan Detroit Daily yang disitat Mobilitas di Jakarta, Minggu (15/9/2024) menyebut penyelidikan itu dilakukan untuk mengetahui secara pasti tudingan bahwa mobil buatan pabrikan asal Vietnam itu tak aman. Tudingan itu terjadi setelah adanya laporan ke NHTSA oleh 14 prang pemilik mobil VinFast model 2023 dan 2024.
“Laporan para pemilik itu mengatakan, fitur sistem bantuan untuk pengemudi agar mobil tetap di jalur yang ditentukan saat mobil melaju (Keep Lane Assist System/KLAS) tidak berfungsi dengan baik dan benar. Sehingga membahayakan,” bunyi laporan NHTSA tersebut.
Bahkan lembaga pemantau keamanan berkendara di jalan raya Negeri Paman Sam itu menyatakan, laporan ini dilayangkan setelah pada 24 April 2024 terjadi kecelakaan serius mobil listrik VinFast VF8 di Pleasanton, California, AS. Dalam kecelakaan tersebut sepasang suami-istri dan dua anak mereka tewas.
Setelah itu, keluhan yang diajukan oleh pemilik mobil pun bermunculan. Bahkan, pada 29 April 2024, sejumlah pemilik mengajukan laporan kepada NHTSA terkait masalah fitur itu, dan meminta agar kasus kecelakaan tersebut diselidiki.
Sementara itu, VinFast – yang mulai masuk ke pasar AS dan menjual mobil di negara itu pada tahun 2023 tersebut – mengaku telah mengetahui investigasi yang akan dilakukan NHTSA ini.
“Kami menanggapi masalah ini dengan serius dan akan terus memantau perkembangan dengan seksama. Kami akan bekerjasama dengan NHTSA,” bunyi pernyataan pabrikan yang didirikan oleh Pham Nat Vuong itu.
Sedangkan NHTSA akan merilis hasil temuan dalam investigasi itu pada bulan depan. Jika ditemukan bukti bahwa fitus KLAS pada mobil asal Vietnam itu bermasalah, maka rekomendasi penarikan kembalai (recall) pun bisa terjadi. (Anp/Aa)