Jakarta, Mobilitas – Seperti halnya kendaraan penumpang maupun kendaraan niaga lainnya, ternyata penjualan pickup medium (baik single maupun double cabin) dari pabrik ke dealer (wholesales) di Tanah Air merosot.
Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, Selasa (17/9/2024) menyebut lesunya penjualan kendaraan niaga – termasuk pickup medium – dikarenakan kondisi bisnis sektor yang selama ini menjadi penyerapnya juga lesu.
“Kalau kita bicara pickup medium, apakah itu single maupun double cabin itu sangat terkait dengan kondisi perekonomian nasional, khususnya sektor yang menjadi penyerapnya. Intinya, kondisi bisnis sektor-sektor itu bagus maka permintaan meningkat. Dan sebaliknya,” ungkap Jongkie.
Seperti diketahui, sektor yang selama ini menjadi penyerap kendaraan niaga pickup medium (baik single maupun double cabin) adalah sektor perkebunan, pertambangan, dan konstruksi(baik properti maupun proyek-proyek infrasktur). “Sedangkan, konsumen ritel atau individu untuk penyaluran hobi, penyerapannya tidak sampai 1 persen,” ujar Jongkie.
Sementara itu, data Gaikindo memperlihatkan selama Januari – Agustus 2024, penjualan pickup kelas ini dari pabrik ke dealer (wholesales) merosot dibanding delapan bulan pertama 2023. Di tahun ini (hingga Agustus) Toyota Hilux masih tercatat sebagai raja penjualan.
Toyota Hilux membukukan penjualan sebanyak 9.575 unit. Meski jumlah ini ambrol hingga 38,5 persen dibanding total penjualan ke dealer yang dibukukannya pada periode sama di tahun 2023.
Dia disusul Mitsubishi Triton yang terlego ke dealer sebanyak 4.688 unit. Jumlah penjualan ini merosot 9,7 persen dibanding periode Januari – Agustus tahun lalu.
Sedangkan di urutan ketiga, ada Ford Ranger yang laku sebanyak 224 unit (namun belum bisa dibandingkan) karena di tahun 2023 tidak ada laporan penjualan terkait pergantian agen pemegang mereknya di Tanah Air. Dari jumlah wholesales itu, 33 unit dibukukan di bulan Agustus. (Jrr/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id