Hanoi, Mobilitas – Pabrik ini dibangun Geely dengan menggandeng perusahaan lokal Vietnam, Tasco Joint Stock Company (bagi dari Tasco Group), dengan porsi kepemilikan saham 64 persen Tasco dan 36 persen Geely.
Laporan The Investor Vietnam dan Tech Node yang disitat Mobilitas di Jakarta, Jumat (27/9/2024) menyebut pabrikan perakitan mobil yang berada di provinsi Thai Binh, ini mulai dibangun pada semester pertama 2025 nanti. Investasi pembangunan pabrik berkapasitas produksi 75.000 mobil per tahun ini mencapai US$ 168 juta.
“Mobil produksi pabrik ini bisa dikirim ke konsumen paling cepat pada tahun 2026,” bunyi keterangan Tasco ihwal perjanjian kerejasama antara kedua belah pihak yang diteken 25 September 2024 itu.
Mobil yang dirakit di Negeri Paman Ho itu bukan hanya mobil merek Geely saja, tetapi juga sub-merek Geely yakni Lynk & Co. Selain untuk memenuhi permintaan konsumen di Vietnam, mobil-mobil itu juga akan diekspor ke negara-negara anggota ASEAN lainnya.
Kebijakan untuk produksi (meskipun bersifat merakit) di lokal negara anggota ASEAN, merupakan strategi Geely untuk menggenjot penjualan di kawasan regional yang berpenduduk 600 juta jiwa itu. Terlebih, kawasan Asia Tenggara (menurut Bank Dunia) saat ini merupakan kawasan dengan pertumbuhan ekonomi yang paling dinamis di dunia.
Bahkan, dengan memproduksi di salah satu negara ASEAN, maka produk Geely mendapatkan keuntungan berupa bebas ea masuk ke negara-begara lainnya. Hal itu sesuai isi kesepakatan perjanjian perdagagangan bebas Asia Tenggara (AFTA) yang telah disepakati semua anggota ASEAN.
Gempuran Geely di kawasan ini mulai gencar sejak mengakuisisi 49,9 persen saham pabrikan mobil nasional Malaysia (perusahaan milik negara Malaysia) Proton pada tahun 207 lalu. Beberapa model buatan Geely diproduksi lokal di Malaysia dengan merek Proton. (Tan/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id