Bangkok, Mobilitas – Para pemilik mobil BYD menyebut janji distributor BYD kepada calon pembeli yang menyebut bakal mendapatkan fasilitas gratis cas selama setahun merupakan cara praktik penjualan yang tidak fair.
Laporan laman The Bangkok Post dan Thaiger yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Senin (7/10/2024) menyebut akar masalah dari kekesalan para pemilik mobil BYD lama itu adalah akses ke tempat pengisian daya baterai (tempat pengecasan baterai) yang minim.
“Dengan didampingi pejabat dari lembaga perlindungan konsumen, para pemilik mobil (mobil BYD) menceritakan kisah menyedihkan tentang akses ke tempat pengisian daya baterai ,” tulis dua media itu.
Sebelumnya, Rever Automotive yang merupakan distributor tunggal BYD di Thailand, telah menjanjikan insentif berupa bebas pengisian daya alias gratis mengecas baterai selama setahun penuh dan mudah. Namun, faktanya para pemilik menemukan kenyataan pahit yakni kelangkaan stasiun pengisian daya.
Selain itu, stasiun tersebut juga tidak beroperasi selama 24 jam. Hal ini menyebabkan antrean panjang setiap kali stasiun pengisian daya tersebut dibuka, itulah yang membuat para pemilik mobil BYD kesal dan marah.
Bahkan para pemilik mobil itu menyebut BYD Thailand telah menyalahgunakan skema kebijakan EV 3.0 dari pemerintah. Skema itu menyediakan berbagai insentif dan keringanan pajak bagi konsumen dalam upaya untuk mempromosikan penggunaan mobil listrik di Thailand.
Oleh karena itu, pejabat lembaga perlindungan konsumen mendesak pemerintah untuk meninjau kembali struktur harga mobil BYD dan meningkatkan aksesibilitas fasilitas pengisian daya. Mereka telah mengajukan permohonan itu ke kantor Perdana Menteri.
Sementara, Menteri Jiraporn Sindhuprai – seorang Menteri yang bertugas khusus di kantor Perdana Menteri Thailand – yang mendapatkan keluhan itu, pada Kamis (3/10/2024) mengatakan akan memanggil perwakilan dari Rever Automotive untuk membahas masalah tersebut. Kejadian kesalnya konsumen BYD di Thailand kepada pabrikan ini merupakan kali kedua.
Sebelumnya para pemilik mobil BYD di Negeri Gajah Putih melakukan protes keras kepada BYD karena program diskon yang mereka nilai terlalu agresif. Mereka merasa cara distributor BYD itu tidak adil, karena diskon yang lebih besar terus diberikan ke pembeli berikutnya. (Tan/Aa)