Jakarta, Mobilitas – Sejumlah kalangan menduga banyak masyarakat di kelompok kelas menengah yang merasa pengeluaran untuk ongkos transportasi semakin berat beralih ke sepeda motor.
Walhasil, penjualan sepeda motor di Tanah Air pun masih tetap menggeliat di tengah tren melemahnya daya beli. Fakta masih melajunya penjualan kendaraan bermotor roda dua itu terekam oleh Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI).
Data AISI yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Rabu (9/10/2024) menunjukkan, sepanjang Januari – September tahun ini, jumlah sepeda motor yang terjual di Tanah Air mencapai 4.872.496 unit. Jumlah ini naik 3,1 persen dibanding total penjualan yang tercetak pada periode sama di tahun lalu, yang sebanyak 4.721.683 unit.
Kinerja penjualan motor itu terbilang luar biasa, karena terjadi di tengah fenomena melemahnya daya beli masyarakat. Terlebih, di saat jumlah masyarakat yang berada di kelompok kelas menengah menurun.
Ihwal melemahnya daya beli masyarakat itu telah diungkap sejumlah lembaga penelitian maupun pakar di Indonesia. Salah satunya, Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira Adhinegara, saat dihubungi Mobilitas di Jakarta, Selasa (8/10/2024).
“Saat ini daya beli kelas menengah masih melemah. Biaya hidup sehari-hari yang naik, tak diimbangi dengan naiknya pendapatan. Kelas menengah mengurangi konsumsi, apalagi untuk konsumsi barang sekunder atau tersier seperti mobil,” tandas Bhima.
Sedangkan soal menyusutnya jumlah kelas menengah diakui Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti dalam rapat bersama Komisi XI DPR, di Jakarta, Rabu (28/8/2024) lalu, ternyata jumlah kelas menengah Indonesia saat ini merosot.
Pada tahun 2019, kata Amalia, jumlah kelas menengah Indonesia mencapai 57,33 juta orang, setara 21,45% dari total penduduk. Setelah itu populasinya terus turun, hingga menjadi 47,85 juta orang atau 17,13% dari total penduduk pada 2024.
Namun, Perencana Keuangan (Financial Planner) independen Evita Hapsari yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, Rabu (9/10/2024) menyebut, dua fenomena itu justru menjadi sentimen positif bagi pasar sepeda motor.
“Klien yang konsultasi ke kami menyatakan akan menggunakan sepeda motor untuk sarana transportasi ke kantor maupun dalam kegiatan sehari-hari karena dsemakin mahalnya biaya hidup. Banyak kelas menengah yang beralih menggunakan motor ketimbang mobil atau angkutan umum. Selain fleksibel, motor juga lebih irit ongkos operasionalnya,” tandas Evita. (Anp/Tan/Aa)