Jakarta, Mobilitas – Pemerintah memiliki dua target besar dalam mewujudkan sarana mobilitas yng bersih dan ramah lingkungan yakni pencapaian populasi mobil listri 2 juta unit pada tahun 2030 dan Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.
Bahkan, pemerintah, seperti disampaikan Presiden Prabowo Subianto, ingin mempercepat pencapaian NZE dari tahun 2060 menjadi tahun 2050. Namun, jika kendaraan yang dijual masih tetap menghasilkan emisi karbon (ICE, Hybrid, dan plug-in hybrid) dan bukan Battery Electric Vehicle (BEV) alias mobil listrik murni maka target tersebut sulit tercapai.
Pernyataan tersebut diungkap Sekretaris Jenderal Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) Tenggono Chuandra Phoa saat ditemui awak media di sela diskusi bertajuk ‘Revolutionizing EV Safety In Indonesia: Breaking Solutions with Innovation’ yang digelar oleh PT Famindo Alfa Spektrum Teknologi (FAST), Senin (25/11/2024) di Jakarta.
“Sudahlah, jangan bicara hybrid lagi lah. Berlawanan, ya memang (kontradiksi dengan upaya pencapaian target NZE,” ujar Tenggono.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat membuka pameran Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2024 di Serpong, Tangerang, Jumat (22/11/2024) menyatakan kementeriannya tengah menyiapkan pemberian insentif mobil hybrid.
“Insentif untuk mobil hybrid juga salah satu yang kami usulkan. Dalam waktu dekat akan dibahas, nanti dikoordinasikan Kemenko (Kementerian Koordinator) Perekonomian. Sudah kami siapkan, jadi (insentif) bukan hanya untuk EV (mobil listrik murni) tetapi juga untuk mobil hybrid,” ungkap politisi Partai Golkar itu.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, Senin (25/11/2024) menyebut rencana pemberian insentif mobil hybrid merupakan bukti ketidakseriusan kebijakan pemerintah dalam upaya mencapai target NZE dengan cepat. Sebab, langkah itu menjdi kontraproduktif untuk memacu pemasyarakatan kendaraan listrik murni.
Menurut pria yang akrab disapa Puput itu, dengan insentif orang akan lebih bertahan pada pilihan kendaraan hybrid, yang notabene masih menyandang mesin pembakaran internal. Padahal, jika dilihat hasil emisi yang dihasilkan, kendaraan listrik murni lebih bersih. (Jrr/Aa)