Bisnis

Penjualan Sasis Bus di Januari – Oktober 2024 Nanjak 17 Persen, Karoseri Semringah

×

Penjualan Sasis Bus di Januari – Oktober 2024 Nanjak 17 Persen, Karoseri Semringah

Share this article
Bus berbasis sasis Volvo - dok.Mobilitas

Jakarta, Mobilitas – Penjualan sasis dari dealer ke konsumen (penjualan ritel) tersebut menjadi pelipur lara bagi pabrikan dan agen pemegang mereknya, sebab di kurun waktu sepuluh bulan pertama (Januari – Oktober) 2024 itu penjualan sasis bus dari pabrik ke dealer (wholesales) merosot.

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Kamis (28/11/2024) menunjukkan, total jumlah sasis bus yang terjual ke dealer di Januari – Oktober 2024 sebanyak 4.718 unit. Jumlah ini, merosot 7 persen dibanding total wholesales kendaraan niaga angkutan penumpang itu di periode sama tahun 2023.

Sementara, di saat yang sama, total penjualan ritel sasis bus mencapai 4.921 unit. Jumlah tersebut menanjak 17 persen dibanding total penjualan ritel yang dibukukan sasis bus dari berbagi merek di periode Januari – Oktober 2024.

Bus bersasis Scania dengan karoseri garapan Adiputro yang dipamerkan di GIIAS 2024 – dok.Mobilitas

Ketua Dewan Pengawas Asosiasi Karoseri Indonesia (Askarindo) Sommy Lumadjeng menyebut kenaikan penjualan ritel sasis bus ini berbanding lurus dengan permintaan jasa karoseri. Sebab, sasis yang sudah ada di tangan konsumen tentu akan segera digunakan sebagai armada bisnis mereka.

“Naiknya permintaan karoseri untuk bus ini menambah besaran pertumbuhan bisnis karoseri di segmen kendaraan penumpang. Kalau total kendaraan penumpng masih 20-an persen ya, year on year,” papar Sommy saat ditemui Mobilitas di sela diskusi bertajuk Revolutionizing EV Safety In Indonesia: Breaking Solutions with Innovation di Jakarta, Senin (25/11/2024).

Berbeda dengan kendaraan penumpang pribadi (mobil) yang tren penjualannya menurun, lanjut Sommy, deru penjualan sasis bus masih meningkat. Sebab, pada saat masa pandemi Covid-19 tahun 2021 – 2022, banyak Perusahaan Otobus (PO) yang menahan pembelian unit armada baru.

Prototipe bus PO Bagong bersasis Fuso Canter FE84G BC – dok.Mobilitas

“Karena pada saat itu pasarnya memang tidak memungkinkan untuk investasi armada baru, mobilitas orang kan sangat terbatas ya saat itu. Tetapi saat ini, mobilitas meningkat dalam rangka berbagai keperluan. Apalagi pembangunan infrastruktur jalan, baik jalan tol maupun non tol marak di Jawa dan Sumatera. Kebutuhan bus pun meningkat, ini berkah bagi industri karoseri,” ungkap Sommy.

Naiknya permintaan jasa karoseri di segmen kendaraan penumpang khususnya bus dan mikro bus hingga angkot ini, kata Sommy, menjadi angin segar bagi industri karoseri. Sebab, di saat yang sama permintaan jasa karoseri untuk truk menyusut seiring amblesnya penjualan sasis truk. (Anp/Aa)