Bisnis

Penjualan Mobil Jeep di RI Jeblok, Kini Hak Keagenan Diambil Alih Indomobil

×

Penjualan Mobil Jeep di RI Jeblok, Kini Hak Keagenan Diambil Alih Indomobil

Share this article
Jeep Wrangler Rubicon - dok.Istimewa

Jakarta, Mobilitas – Selama ini, di Indonesia, pemegang hak penjualan secara resmi mobil Jeep telah berpindah tangan tiga Agen Pemegang Merek (APM).

Data di Kementerian Perindustrian memperlihatkan, sampai dengan tahun 2017 hak distribusi dan penjualan mobil Jeep di Indonesia dipegang oleh PT Garansindo Inter Global. Tetapi sejak tahun 2018 hingga tahun 2020 hak tersebut beralih ke PT Hascar International Motor, dan sejak tahun 2020 hingga tahun 2023 berpindah ke PT DAS Indonesia Motor.

Kini, di tahun 2024 ini, pada Rabu (19/12/2024) Indomobil Group melalui PT Indomobil National Distributor (PT IND) mengumumkan mengambil alih hak distribusi dan penjualan mobil asal Amerika Serikat. Langkah itu bisa dimengerti karena Jeep merupakan bagian dari kongsi Fiat-Chrysler, sementara Fiat-Chrysler Automobile adalah perusahaan yang membentuk Stellantis bersama PSA Group (Peugeo, Citroen, dan beberapa lainnya) pada thun 2021 lalu.

Sedangkan PT IND kini juga menjadi pemegang merek Citroen di Indonesia. “Setelah Citroen, kami segera memperkenalkan Jeep ke masyarakat Indonesia. Saat ini kami sedang mempersiapkan di beberapa fasilitas yang kami miliki untuk menjdi Stellantis Brand House,” ungkap Chief Executive Officer PT IND, Tan Kim Piauw saat media gathering Citroen di Jakarta, Rabu (18/12/2024).

Jeep Rubicon – dok.Mobilitas

Lantas bagaimana sebenarnya kinerja penjualan mobil Jeep di Indonesia saar ini? Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang disitat Mobilitas di Jakarta, Jumat (19/12/2024) memunjukkan, pada tahun ini laporan penjualan Jeep di Tanah Air hanya sampai akhir Juni alias selama semester pertama 2024.

Fakta data Gaikindo memperlihatkan selama enam bulan pertama 2024 itu, jumlah mobil Jeep yang terjual ke konsumen Indonesia hanya 31 unit. Jumlah itu ambrol hingga 82,4 persen dibnading periode yang sama di tahun 2023.

Namun di bulan Juni saja, tidak ada penjualan ritel maupun wholesales laias nihil. Artinya, penjualan di bulan keenam itu rontok hingga 100 persen dibnading bulan yang sama di tahun lalu. (Din/Aa)