Jakarta, Mobilitas – Sampai saat ini pabrikan ban kendaraan di dunia hanya merancang ban buatannya tahan untuk pemakaian jangka panjang atau wear resistance.
Penegasan tersebut disampaikan Tire & Rim Consultant dan Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, Bambang Widjanarko, merespon informasi yang maraknya kendaraan yang mengalami pecah ban saat melintas di jalan Tol Transjawa (Cipali). Video yang merekam kejadian itu bahkan beredar luas di media sosial.
“Tidak ada satu pun produk ban yang sengaja didesain oleh pabriknya agar tahan perhadap benturan (impact resistance). Yang ada hanya ban yang tahan untuk pemakaian jangka panjang (wear resistance) dan ban yang tahan terhadap tusukan dan goresan (cut and tear resistance). Itupun tidak seluruhnya berlaku, mengingat bahwa karet compound sebagai bahan baku ban secara dalil fisika pasti kalah kuat dibanding besi atau batu,” papar Bambang dalam keterangan resmi yang diterima Mobilitas di Jakarta, Minggu (2/2/2025).
Sehingga, lanjut Bambang, ban jenis apapun yang menghantam bibir lubang mupun benda padat lainnya di sepanjang jalan seperti batu, besi atau trotoar pasti akan mengalami kerusakan. Tidak terkecuali ban dengan tingkat kekerasan seperti ban untuk keperluan militer (militairy purpose) sekali pun.
“(Ban kendaraan militer pun) tidak didesain secara khusus untuk menghantam lubang,” tandas dia.
Kendati begitu, tidak berarti ban jadi tidak boleh melintas jalan yang rusak atau bebatuan. Menurut Bambang, yang harus dipahami pengguna kendaraan adalah kondisi kendaraan yng menghantam dan yang melindas lubang.
Ada perbedaan jelas antara menghantam lubang dengan melindas lubang. Menghantam karena pengemudi terkejut saat bn kendaraannya melibs lubng dalam kecepatan tinggi. Sedangkan melintasi lubang adalah melibas lubang secara perlahan-lahan.
“Oleh krena itu, agar ban terhindar dari kerusakan, perhatikan kecepatan dengan kondisi jalan. Jalan tol memang terkesan mulus, cuma banyak lubang yang tidak kelihatan, risikonya bisa membuat pecah ban,” jelas Bambang. (Jrr/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id