Jakarta, Mobilitas – Nama pabrikan mobil kondang asal Korea Selatan, Hyundai Motor Company, langsung terdengar nyaring di telinga masyarakat Indonesia kertika pada awal tahun 2020 memulai pembangunan pabrik di Cikarang, Jawa Barat.
Terlebih, dua mobil hasil produksi pabrik itu susul menyusul diluncurkan. Mereka adalah Hyundai Stargazer dan Hyundai Creta, dua model – yakni Low MPV dan Low SUV – yang merupakan segmen kendaraan paling populer di masyarakat Tanah Air.
Lantas bagaimana dengn dampaknya ke total penjualan mobil merek ini? Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indobesia (Gaikindo) yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Kamis (13/2/2025) menunjukkan setelah pabrik rampung dibangun penjualan memng langsung melambung.
Tercatat, pada tahun 2022 PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) meraup ngka penjualan ke konsumen (penjualan ritel) sebanyak 30.193 unit. Kemudian, di thun berikutnya atau di tahun 2023 melonjak lagi hingga mencapai 5.736 unit.
Namun, ternyata lonjakan penjualan itu terhenti di tahun 2024, dimana total angka penjualan ritel yang diserok Hyundai Indonesia hnya 22.097 unit. Jumlah itu ambrol alias berkurng signifikn hingga 13.639 unit.
Bahkan di tahun 2025 ini, pada bulan perdana atau bulan Januari, penjualan ritel yang dikantongi Hyundai hanya 2.001 unit. Tentu saja, jumlah ini ambrol karena berkurng sebanyak 902 unit dibanding total penjualan ritel yang dicetaknya pada Januari 2023 yang sebanyak 2.903 unit.
Padahal, penjualan ke konsumen selama Januari 2023 itu juga sudah ambrol dibanding total penjualan pada bulan yang sama di tahun 2022, yang mencapai 3.549 unit. Artinya, berkurang hingga 646 unit.
Dengan kata lain, penjualan ritel mobil Hyundai di Indonesia pada bulan Januari telah tiga kali ambrol secara berturut-turut, dari tahun 2023 hingga tahun 2025. (Anp/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id